Stasiun JIS
Stasiun JIS merupakan salah satu bangunan yang tergolong dalam bangunan transit intermoda sebagai salah satu integrasi transportasi. Bangunan ini menghubungkan beberapa moda transportasi seperti transjakarta, KRL, dan integrasi dengan bangunan publik seperti retail, taman (open space), dan JIS (Jakarta International Stadium). Sebagai sebuah bangunan transit intermoda, tentunya stasiun JIS diatur sedemikian rupa dalam pengaturan pola sirkulasi dan program ruang yang dimiliki. Hal ini dihadirkan melalui pembentukan dan pengaturan massa yang disusun sebagai pembagi sirkulasi antar pengunjung untuk menghindari terjadinya cross antar penumpang datang (arrival) dan berangkat (departure) yang dapat menciptakan penumpukan jumlah penumpang di satu titik, tentunya ini juga akan membantu dan mempermudah akses bagi penumpang untuk melakukan perpindahan moda.
Konsep TOD (Transit Oriented Development)
TOD atau biasa disebut sebagai Transit Oriented Development merupakan sebuah konsep desain arsitektur yang digunakan untuk merancang bangunan transportasi yang saling berintegrasi. Bangunan ini sendiri akan diintegrasikan dengan beberapa tipologi bangunan seperti halte TJ, retail, stasiun KRL, hall, dan JIS yang juga akan dikombinasikan dengan taman melalui elemen jembatan dinamis sebagai tipologi baru. Keterhubungan antara tipologi dan fasilitas yang dihadirkan sendiri tentunya akan menciptakan kemudahan akses terhadap beberapa fungsi yang ada serta memiliki potensi untuk menawarkan sebuah kemudahan bertransportasi yang dapat memikat user menggunakan transportasi umum. Tidak hanya itu bangunan juga didesain menggunakan konsep ramah lingkungan sebagai sebuah bentuk apresiasi terhadap alam dan dukungan program SDGs.
Konsep Desain
Konsep desain TOD dalam bangunan diciptakan dengan memadukan beberapa fungsi pada area sekitar bangunan, seperti proses integrasi yang dilakukan dengan menghubungkan area pertokoan, ruang publik, dan area sirkulasi pejalan kaki sehingga tercipta suatu keterkaitan antara kegiatan manusia (aktivitas), transportasi, dan bangunan yang menciptakan kemudahan aksesibilitas bangunan. Aksesibilitas sendiri merupakan salah satu elemen penting yang harus hadir dan ada dalam sebuah bangunan transit intermoda. Aksesibilitas akan berpengaruh pada bagaimana penumpang sebagai user dalam bangunan dapat mudah melakukan pergerakan tanpa mengalami sebuah hambatan sirkulasi, baik itu pengguna publik maupun non-publik. Oleh karena itu konfigurasi ruang dalam bangunan juga perlu diperhatikan untuk mendukung terciptanya kemudahan akses pengguna. Untuk itu JIS didesain dengan memperhatikan pola sirkulasi yang dapat terjadi dalam bangunan bagaimana proses alur pergerakan sirkulasi dari perpindahan moda, akses masuk dan keluar, akses pergerakan antar ruang, serta pembagian pola sirkulasi.
Konsep Massing
Konsep massing yang ada di dalam desain bangunan ini diolah dengan memperhatikan bagaimana integrasi setiap area bangunan itu sendiri memiliki keterhubungan. Setiap massa yang dihubungkan (JIS - Halte TJ - Stasiun KRL) disatukan dalam sebuah pola datum dengan JIS sebagai datum utama. Dalam hal ini axis dan datum JIS digunakan sebagai referensi utama untuk mengatur bagaimana penempatan massa serta view dari bangunan ingin dihadirkan. Selain itu parameter kontur juga digunakan sebagai pembentuk massa bangunan untuk menghasilkan bentuk dinamis dan tidak monoton kedalam kawasan sebagai sarana penghadiran tipologi baru.
Respon Desain
Respon desain yang digunakan pada bangunan ini menyesuaikan dengan konteks dan keadaan site yang memang berada di area kawasan urban Kota Jakarta. Untuk mendesain bangunan yang tergolong dalam bangunan transportasi publik digunakan garis axis sebagai sebuah parameter untuk melihat keterhubungan (konektivitas) site dengan area sekitar. Garis axis ini juga bisa dikenal sebagai sebutan space syntax, dimana space syntax sendiri merupakan sebuah metode analisis yang digunakan untuk melihat sebuah konfigurasi ruang yang digunakan oleh user sebagai pengguna bangunan dalam hal ini adalah penumpang transportasi.
Kemudian untuk merespon kepadatan area urban, bangunan didesain dengan menghadirkan sebuah area hijau (green space) untuk menciptakan area hijau tambahan bagi Kota Jakarta yang merupakan area urban dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi. Area hijau dihadirkan pada bangunan dengan mengimplementasikan atap sebagai area taman berupa green roof. Area atap sendiri didesain dengan menggunakan kontur sebagai parameter, dimana area roof juga dapat dialih fungsikan menjadi area seating.
Fasad Bangunan
Bangunan menggunakan fasad dinamis sebagai bentuk penghadiran tipologi baru dalam kawasan. Kedinamisan fasad bangunan memberikan warna baru pada kawasan site. Fasad dinamis ini dihadirkan pada dua elemen bangunan yaitu pada areal stasiun KRL dan areal jembatan yang menghubungkan stasiun dengan area public space berupa taman. Fasad bangunan juga dibuat menggunakan parameter kontur sehingga menciptakan kesan kesatuan dengan alam. Kontur dibuat menutupi bagian atas bangunan yang dapat dimanfaatkan sebagai area seating bagi pengunjung serta sebagai area hijau tambahan bagi area bangunan sendiri. Fasad ini juga diciptakan dengan fungsi skylight sebagai sumber cahaya tambahan pada siang hari kedalam area bangunan.
Project Credit
Stasiun Kota MRT JIS Jakarta
Lokasi : Papanggo, Kec. Tj. Priok, Jakarta Utara
Design Phase : 2022
Type : Sayembara, Transportasi Publik
Architect : Budiyanto Pradono
Firm : Budi Pradono Architect
Project Architect in Chief : Budiyanto Pradono
Assistant Architect : Sigit Ashar Setyoaji, Muhammad Fadhil Hasairin, Fransisca Yongsi, Iqbal Nurhidayat
Studio Support : Ignasia Keren, Rahmat Diko, Kiara
No comments:
Post a Comment