Taman Kota Intan berada di Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Administrasi Jakarta Barat. Taman Kota Intan merupakan bagian penting dari Kawasan Cagar Budaya Kota Tua Jakarta. Kawasan Kota Intan menjadi penting, karena posisinya berada pada gerbang kota Batavia pada masa lalu, tepatnya di Sub Kawasan Kali Besar Utara. Kawasan Kota Intan pernah menjadi kawasan elit dengan posisi berada tepat di bantaran sungal ciliwung yang menjadi jalur transportasi air utama pada masa itu untuk mengangkut dan mendistribusikan logistik baik lokal maupun internasional.
Taman Kota Intan sekarang dialihfungsikan menjadi Taman Parkir Kota Tua dan menjadi pintu masuk kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Kawasan ini juga difungsikan sebagai rumah bagi pelaku UMKM kota tua, baik kios souvenir, maupun kios jajanan khas Jakarta. Taman Kota Intan pada masa Batavia merupakan Area pusat pertumbuhan ekonomi. Posisi yang berada pada awal gerbang masuk tembok kota Batavia membuat área Taman Kota Intan menjadi titik pertumbuhan ekonomi kota Batavia kala itu. Di area ini terdapat beberapa kantor perusahaan dagang besar Hindia Belanda yang menjadi barometer perekonomian VOC pada masa tersebut.
Konsep
Infill Development
Infill development dalam arsitektur merupakan gagasan pembangunan yang menggunakan lahan kosong atau yang kurang dimanfaatkan di wilayah yang sudah berkembang, terutama di daerah perkotaan. Konsep ini muncul sebagai jawaban terhadap masalah seperti perluasan kota yang berlebihan, keterbatasan lahan, serta meningkatnya kebutuhan akan hunian atau fasilitas baru di pusat kota.
Konsep perencanaan untuk kawasan ini diharapkan dapat menciptakan
lingkungan yang "walkable", dengan rancangan arsitektur yang kompak
serta beragam fungsi (mixed-use), sehingga dapat membentuk area dengan
karakteristik unik (sense of place). Selain itu, diharapkan Taman Kota Intan
dapat berperan sebagai pemicu revitalisasi Kota Tua. Dalam konteks historis,
desain infill ini juga harus mampu menjembatani masa lalu sekaligus
menggambarkan visi masa depan.
Respon Desain terhadap Sustainable Development Goal (SDGs)
Dengan memperhatikan SDGs, proyek infill building di Taman Kota
Intan, Kota Tua diharapkan dapat menjadi model bagi pembangunan yang
berkelanjutan, memperkuat ikatan sosial dan melestarikan warisan budaya untuk
generasi mendatang. Pada bangunan ini, menjawab SDGs yang berkaitan dengan yang
pertama Good health and well-being, Quality education, Gender Equality,
Industry, Innovation and Infrastructure, Sustainable Cities and Communities,
dan Climate action. Dengan penerapan bentuk bangunan serta landscape yang
sekaligus dapat difungsikan sebagai daerah resapan air dan memberikan banyak
ruang hijau pada bangunan ini, tidak hanya itu, bangunan ini pula dapat
dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan bagi masyarakat setempat dan mudah diakses
oleh berbagai user.
Konsep
Massing Bangunan
Setiap Massing bangunan memiliki bentuk yang melingkar, hal ini memberikan sebuah statement berbeda yang melawan tipikal bentuk massa hunian yang ada di Kota Tua yang akan menciptakan suatu typical hunian baru. Masing-masing bentuk bangunan disusun dengan ketinggian yang berbeda-beda yaitu, 4,6, dan 9 lantai. Tujuannya untuk memberikan efektivitas view ke arah luar dan memberikan dimensi pada skyline Kota Tua. Pada bagian tengah massa diberikan void untuk memberikan perasaan private dan intimate.
Void diberikan pada bagian tengah massa untuk memberikan perasaan private dan intimate, sementara bagian bawah dinaikan satu lantai sebagai sarana publik dan ruang bersama. Setiap massa disatukan dengan jembatan yang menyambung ke area public indoor.
Fasad Bangunan
Desain fasad bangunan mengambil konsep harmonis dengan bentuk fasad bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya. Bentuk pada balkon hunian diambil dari bentuk fasad ruko-ruko yang berada di sepanjang Jalan Cengkeh. Komposisi garis-garis dan kotak yang terdapat pada fasad bangunan komersial diambil dari pola jendela bangunan UPK yang tepat terletak di samping tapak.
No comments:
Post a Comment