Stasiun CSW
Stasiun MRT
Simpang CSW merupakan sebuah stasiun MRT yang didesain dengan tujuan integrasi
moda pada kawasan Kebayoran Baru. Stasiun ini ditujukan sebagai penghubung
antara moda BRT dan MRT sebagai salah satu transportasi publik. Desainnya
sendiri dibuat sebagai sebuah bangunan yang menjadi simbol dan identitas landmark kawasan yang menghadirkan
tipologi urban gate.
Konsep Bangunan Integrasi Transportasi Intermoda
Bangunan menggunakan konsep dasar integrasi yang ditujukan sebagai bangunan penghubung transportasi di area Urban Kebayoran Baru. Moda transportasi yang dihubungkan sendiri adalah BRT dan MRT. Konsep integrasi sendiri merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk menciptakan keterhubungan bukan hanya pada elemen transportasi namun juga pada elemen antar fungsi bangunan yang hadir dalam kawasan site bangunan berada. Pengembangan konsep integrasi pada desain ini dihadirkan dengan menghubungkan elemen seperti sky bridge dan connecting platform. Dimana kedua elemen ini menciptakan keterhubungan antara jalur pejalan kaki dengan transportasi moda yang ada. Konsep lain yang berhubungan dengan pembentukan integrasi moda dalam bangunan ini adalah konsep rapid movement atau bisa juga disederhanakan menjadi sebuah konsep mobilitas dalam bangunan, dimana konsep ini memudahkan pergerakan user dalam menggunakan bangunan itu sendiri.
Konsep Desain
Bangunan sendiri menggunakan konsep desain yang berhubungan dengan penghadiran bangunan sebagai sebuah elemen hijau pada kawasan Kebayoran Baru. Bangunan dihadirkan untuk dapat memiliki sebuah kesatuan dengan alam, dimana hal ini dimaksudkan untuk menciptakan sebuah bangunan transportasi yang memiliki integrasi yang baik namun juga dapat menghadirkan sebuah bangunan yang ramah lingkungan. Sisi green building ini sendiri dapat dilihat dari kondisi desain massa bangunan yang memiliki fasad terfragmentasi, dimana fragmentasi dari bangunan ini dapat memberikan tambahan sistem passive cooling pada bangunan itu sendiri sebagai sebuah ventilasi raksasa yang dapat dialiri oleh angin.
Selain itu cahaya matahari juga dapat masuk lebih mudah ke dalam bangunan melalui prinsip pemantulan atau refleksi cahaya. Dimana cahaya direfleksikan melalui celah - celah fasad yang nantinya dapat menyebar kedalam bangunan itu sendiri, dimana hal ini dapat membantu mengurangi penggunaan artificial light dalam bangunan. Konsep lain yang dihadirkan dalam bangunan adalah konsep rapid movement yang berhubungan erat dengan bagaimana mobilitas dalam bangunan nantinya akan mempengaruhi bagaimana pergerakan pengunjung, akses, keterhubungan antar ruang, dan efisiensi ruang. Yang mana nantinya elemen - elemen itu sendiri akan berperan dalam seberapa cepat mobilitas dan pergerakan pengunjung hadir dalam bangunan. Konsep rapid movement merupakan salah satu konsep penting dalam perancangan bangunan intermoda. Elemen ini sendiri dihadirkan dalam bangunan melalui penciptaan elemen - elemen pergerakan yang tentunya mempermudah user untuk bergerak dan mencapai area tujuan. Elemen yang dihadirkan dalam bangunan sendiri berupa penghubungan area sky bridge yang terhubung dengan area retail, serta pemberian connecting platform yang menghubungkan area platform MRT dengan platform BRT.
Konsep Massing
Konsep massing yang dihadirkan pada desain bangunan sendiri menggunakan konsep urban gate dan landmark and identity. Konsep massing ini digunakan untuk menghadirkan kesan sebuah bangunan yang memang merupakan identitas dan landmark dari kawasan Kebayoran Baru. Dengan menjadikan bangunan sebagai sebuah landmark kawasan tentunya dapat menciptakan sebuah penanda yang memang menjadi ciri khas dari site. Konsep urban gate sendiri sebenarnya merujuk pada penciptaan sebuah gerbang kota yang selain menjadi sebuah landmark juga menjadi sebuah tanda sebagai pintu masuk yang menghubungkan area luar dari kota atau kawasan kedalam area dalam kota atau kawasan tersebut yang mana dalam hal ini merupakan kawasan Kebayoran Baru. Stasiun ini dirancang dengan memberikan bentuk dinamis berupa lengkungan yang memberikan sebuah makna sebagai simbol baru yang hadir dalam kawasan yang memberikan kesan modern dan tidak monoton, selain itu bangunan ini juga memiliki fungsi lain yang dihadirkan untuk menjadi sebuah navigasi untuk mengarahkan aliran pejalan kaki dan kendaraan yang ada.
1. Fragmented skin
2. Urban gate + landmark and identity
Respon Desain
Sebagai respon dari desain yang dilakukan pada bangunan sebagai bangunan integrasi tentunya diperlukan penghindaran penumpukan penumpang pada beberapa titik areal akses masuk maupun keluar dari bangunan itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, desain dan peletakan dari layout area drop off dalam bangunan sendiri diletakan pada area beradius sejauh 300 m dari pusat area moda. Dimana hal ini dapat mendukung pengurangan penumpukan penumpang di area - area tertentu pada jam sibuk. Area untuk drop off sendiri dibagi menjadi dua area berbeda berupa area drop off untuk taksi online dan area drop off untuk ojek online. Respon desain lainnya yang diterapkan pada bangunan sendiri adalah berupa respon terhadap kondisi iklim dan cuaca yang ada di kawasan Kebayoran Baru. Respon desain yang dihadirkan dalam bangunan berupa pengolahan fasad menjadi sebuah shading bangunan terhadap hujan dan terik matahari. Selain sebagai shading elemen fasad ini sendiri dapat dimanfaatkan menjadi sebuah elemen ventilasi masif yang berguna untuk membantu cooling dalam bangunan dan sumber pencahayaan alami.
1. Drop off taksi online radius 300 m untuk mengurangi penumpukan
2. Pembagian untuk sirkulasi penumpang dan pejalan kaki
Fasad
Bangunan
Fasad bangunan
diciptakan dengan melakukan pengolahan desain melalui proses fragmentasi massa.
Fasad bangunan diciptakan dari bentuk dasar persegi yang diolah kedalam bentuk
lengkung sebagai penggambaran gate bagi jalur MRT kemudian dilakukan pemberian
volume untuk merespon keadaan iklim kota terkait kondisi cuaca yang dapat
berfungsi sebagai shading pada cuaca
panas dan hujan. Fragmentasi yang dilakukan pada fasad bangunan juga
berpengaruh pada respon bangunan terhadap cuaca dalam kondisi hujan sebagai area
untuk pengaliran air hujan. Selain itu fragmentasi juga dilakukan untuk
mengurangi kemasifan pada infrastruktur beton eksisting yang ada sehingga
bangunan terlihat lebih ringan.
No comments:
Post a Comment