Tuesday, January 25, 2011

'Pincuk' installation for 1001 doors reinterpreting traditions by Budi Pradono curated by Asmudjo Jono Irianto



'Pincuk'
450 cm x 287 cm x 369 cm
banana leaf, newspaper from 180 countries, miror, iron
2011
instalasi ini didasarkan atas konsep tarik menarik antara lokalitas dan globalitas. tradisi masyarakat lokal yang menggunakan bungkus daun pisang yang di-pincuk, dilipat dan kemudian digunakan sebagai piring, Pincuk kemudian dimaknai dan di olah lagi, dicari morfologi nya dan memang pincuk pun berkembang, pincuk di Bali juga disebut 'tekor' biasanya untuk wadah bubur, rujak, sayur dan jajanan Bali.', untuk yang berbentuk kerucut di Jawa bisa disebut contong, di Bali disebut kojong biasa untuk membuat tumpeng atau apem. Jaman dahulu ketika teknologi informasi elum semaju saat ini pincuk menjadi alat penting pengganti piring, untuk tempat makanan. Saat ini pun di beberapa pedesaan di Indonesia kita masih dapat menjumpai penjual makanan yang masih menggunakan pincuk sebagai pengganti piring selain murah dan praktis karena setelah selesai langsung bisa dibuang. Sementara diperkotaan sebagian besar fungsi pincuk digantikan oleh plastik dan styrofoam sebuah produk industri yang sulit dihancurkan. Secara harafiah manusia selalu membutuhkan makan dan makanan perlu diwadahi. Di era digital saat ini juga dengan dukungan gobalisasi, informasi dari seluruh dunia manjadi menu makanan kita yang baru. berita-berita, gossip atau apapun, dimana informasi ini diwadahi dalam bentuk media baik konvensional seperti koran maupun media maya. Kedudukan makanan informasi ini saat ini setara dengan makanan harafiah kita seperti nasi, kentang atau keju. Dengan itu semua dunia ini menjadi leih sempit atau lebih dekat dengan sebelumnya. Terlebih lagi dengan ditemukannya media network sosial seperti facebook, tweeter dan sebagainya itu telah merubah semua tingkah laku kita. setiap orang memiliki menu pagi hari bbm atau tweet sebelum menu tradisional roti misalnya. Pintu yang saya buat merupakan gerbang batas antara lokal - global, antara material yang natural dan material koran industrial yang tercetak. Batas yang tanpa batas, jika kita melewatinya kita mendapati mirror yang blurr yang memberikan kebebasan bagi kita untuk menginterpretasikan diri kita sendiri. untuk bercermin bahwa lokalitas kita tidak akan pernah hilang, hampir mirip dengan logat kita, meskipun kita berbahasa Indonesia tapi kelahiran banyumas..kadang kadang kita berbahsa ngapak-ngapak, misalnya. Atau kosakata kita bertambah dengan berbagai bahasa dunia baik bahasa slang maupun bahasa bahasa lokal yang tanpa sadar telah berbaur dengan bahasa utama kita. Inilah pintu menuju kebebasan virtual, kemudian kita menghargai kesetaraan lokalitas.
(Budi Pradono 2011)



This installation is based on the concept of attraction between locality and globalism. Traditions of local communities that use the banana leaf wrap-called ‘Pincuk’, folded and then used as a plate, pincuk then interpreted and though again, it sought morphology and indeed even to survive, pincuk in Bali is also called 'tekor' is usually for plate of porridge, salad, vegetables and snacks of Balinese. ', for a cone-shaped in Java could be called ‘contong’, in Bali called kojong usual to make a ‘tumpeng’ special rice for several ceremonies or apem, a traditional cake made of wheat. Antiquity as yet been as advanced information technology today pincuk be an important tool replacement dishes, to place food.

このインストールは、地域性とグローバリズム間の引力の概念に基づいています。バナナリーフラップいわゆる'Pincuk'は、折り曲げ後板として使用する地域の伝統は、その後、解釈pincukが、再び、それは形態であり、実際にも、生き残るために求められて、バリ島のpincukとも呼ばれる'tekor'はお粥、サラダ、野菜やバリのスナックのプレートに通常してください。 'は、円錐Javaの型と呼ばれることができる'contongは、いくつかの儀式やメーカーAPEM、小麦の伝統的なケーキtumpeng特別な米を'バリでは、ように、通常の高宗と呼ばれる。古代には、まだ先進的な情報技術の今日pincuk食品を置くために、重要なツール交換料理するようにして。

Currently, even in some rural areas in Indonesia, we can still find food vendors who are still using pincuk as a replacement plate in addition to cheap and practical because it can be discarded immediately after completion. While most of the functions of urban pincuk replaced by plastic and styrofoam an industrial product that is difficult to destroy.


現在、インドネシアの一部の農村地域でも、我々はまだ、に加えて、交換用の板としてpincukを使用している屋台を見つけることができる安価で実用的なそれが完了した後直ちに破棄することができるためです。都市pincukの機能のほとんどはプラスチックや発泡スチロールを破壊することは困難である工業製品に置き換えている間。


Literally people always need to eat and food needs to be contained. In today's digital society, also with support of globalization, information from around the world widened our new food menu; news, gossip or whatever, where this information is contained in the form of both conventional media such as newspapers or magazine and virtual media. The position of this information is current food equivalent to our literal food like rice, potatoes or cheese.


文字通り人々はいつも食べる必要があると食べ物が含まれている必要があります。今日のデジタル社会では、世界中からグローバル化のサポート、情報も世界は私たちの新しいフードメニューを広げ、ニュース、ゴシップ又はこの情報は新聞や雑誌や仮想メディアなど、従来のメディアの形式で含まれている任意の。この情報の位置は、コメ、ジャガイモやチーズのような私達のリテラルの食べ物に現在の食糧に相当するものです。


With all of that the entire world became narrower or closer to the previous one. Moreover, with the discovery of social media networks such as facebook, tweeter and so it has changed all our behavior. Every person has a menu or tweet or blackberry messenger in the morning before the traditional menu of bread for example.
すべてのことで、全世界が狭いか、前のものに近いとなった。また、Facebookは、トゥイーターなどのソーシャルメディアネットワークの発見およびそれがすべての動作を変更されています。すべての人は、例えば、パンの伝統的なメニューの前に朝のメニューやつぶやきやブラックベリーのメッセンジャーを持っています。


The door that I made is a border, a gate between the local - global, between the material of natural and industrial materials, a combination of traditional leaf whith printed newspaper, it shows a struggle between each other. Boundaries are no limits, if we passed we find a blur mirrors that provide freedom for us to interpret ourselves. to reflect that locality we will never be lost, almost similar to our dialect, even though we speak Indonesian but Banyumas birth sometimes we talk in ngapak-ngapak or banyumasan (one of Indonesian native language) language, for example. Actually our vocabulary is growing with the various languages of the world, either slang or language that without knowing the local language has mingled with our primary language. This is the door to virtual freedom, then we start to respect the equality of locality.


私が作ったドアは、国境、地域間のゲートです - 自然と工業材料素材、伝統的な葉でコンテンツ配信印刷新聞の組み合わせ間でグローバルに、それはお互いの間の闘争を示しています。私たちは私たちが自分自身を解釈するための自​​由を提供するミラーをぼかし見つける渡された場合の境界は、無制限されます。私たちはインドネシア語にもかかわらずBanyumasの誕生は時々ngapak - ngapakで話したりbanyumasanたとえば、言語(インドネシア母国語のいずれか)を、我々は、ほとんど私たちの方言に似て失われることはありませんが局所性を反映させます。
実際に私たちの語彙は、世界のいずれかのスラングや言語のローカル言語を知らなくても、我々の第一言語と混じりている様々な言語で成長している。
これは、仮想の自由への扉は、私たちは、地域の平等を尊重して起動します。