Mengunjungi Rumah Intaran di Desa Bengkala Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Diawali dengan menyebrangi laut menuju pulau Dewata. Dari Gilimanuk mengarah ke Singaraja, kita melewati pinggir laut lovina. Lalu sesampainya dikota Singaraja kita ke arah timur menuju ke desa Kubutambahan lalu kearah selatan kearah Kintamani, kira-kira 3 km dari pertigaan disebelah kanan jalan denga pagar bambu yang sederhana kita menemukan Rumah Intaran yang asri. Saya disambut dengan ramah oleh Mas Gede Kresna Van Tamblang dan Mba Ayu Gayatri dan keluarga.
Rumah Intaran bagi saya seperti laboratorium hidup, Mas Kresna yang mempunyai background Arsitek menyebut dirinya sebagai arsitek pemulung (intelektual) mengumpulkan berbagai bongkaran bangunan lama yang terdiri dari kerangka atap, atap sirap, papan lantai, sampai jendela bekas. Menurut ceritanya, Dia sudah sangat dikenal diantara para arsitek pemulung dari Madura yang biasa mendapat project bongkaran dari seluruh Bali.
Bongkaran-bongkaran itu setelah dirangkai kembali menjadi emas baru yang bisa berharga ratusan juta rupiah. Mas Kresna dengan sabar dan telaten merangkai serpihan-serpihan kayu itu dengan cara membuat maket yang berukuran besar 1:10, 1:5, 1:2, katanya strategi ini mempermudah untuk menjelaskan kepada calon klien.
Dirumah Intaran ini pula, terdapat workshop dengan peralatan permesinan yang canggih. Juga rumah untuk menginap bagi seniman atau arsitek yang ingin mendalami seni arsitektur. Ada juga ruang hall dimana ruang ini menjadi ruang multifungsi bagi pembelajaran masyarakat setempat. Baik pemaparan soal penghijauan disekitar kampung maupun diskusi kebudayaan bagi pemuda pemudi karang taruna.