Thursday, May 8, 2014

The Living terpilih sebagai pemenang the 2014 Young Architects Program di MoMA PS1 di New York


Organic Tower Memenangkan MoMA PS1 
Young Architects Program 2014


New York studio The Living telah memenangkan kompetisi MoMA PS1 Arsitek Muda Program tahun ini dengan rencananya untuk menumbuhkan bio-bricks dari batang jagung dan jamur, dan menggunakannya untuk membangun menara di halaman galeri New York.
Pelaku utama The Living, David Benjamin mengusulkan sekelompok menara melingkar yang seluruhnya terbuat dari bahan-bahan alami untuk masuk ke kontes Young Architects Program (YAP), yang setiap tahunnya mengundang para arsitek untuk mengusulkan struktur sementara yang akan menjadi tuan rumah acara musim panas MoMA PS1 galeri di Queens.
Dengan nama Hy-Fi, seluruh struktur organic tower tersebut akan dibangun dari bahan daur ulang. The Living akan bekerja sama dengan perusahaan bangunan yang berkelanjutan yaitu Ecovative untuk menumbuhkan batu bata yang akan membentuk dasar menara, menggunakan kombinasi produk sampingan pertanian dan miselium jamur yakni semacam lem pencernaan alami.
Bagian atas dari struktur bangunan tersebut akan dibuat dari batu bata reflektif yang diproduksi menggunakan film cermin khusus yang sedang dikembangkan. Awalnya ini akan digunakan sebagai nampan pertumbuhan bagi batu bata organik, tetapi kemudian akan dipasang di puncak menara untuk membantu menerangi bagian bawahnya.
Gap pada batu bata akan membantu ventilasi ruang interior secara alami dengan menggunakan efek stack, membawakan udara dingin pada bagian bawah dan mendorong udara panas keluar di bagian atas.
Kurator MoMA, Pedro Gadanho mengatakan: "Proyek yang memenangkan YAP tahun ini bukanlah prestasi yang kecil. Ini adalah struktur pertama yang cukup besar yang mengklaim emisi karbon mendekati nol dalam proses konstruksinya dan melebihi daur ulang, ia menampilkan dirinya sebagai 100 persen kompos.."
"Berdasarkan dengan perkembangan terbaru dalam bioteknologi saat ini, ini menemukan kembali komponen paling dasar dari arsitektur yakni bata, baik sebagai bahan masa depan dan pemicu sentuhan klasik untuk memungkinkan desain yang lebih terbuka," tambahnya.


The Living terpilih sebagai pemenang the 2014 
Young Architects Program di MoMA PS1 di New York

The Museum of Modern Art dan MoMA PS1 mengumumkan The Living (David Benjamin) sebagai pemenang tahunan Young Architects Program (YAP) di New York. Sekarang dalam edisi ke-15, the Young Architects Program di MoMA dan MoMA PS1 telah berkomitmen untuk memberi kesempatan kepada arsitektur berbakat untuk merancang dan menampilkan proyek-proyek yang inovatif, menantang pemenang setiap tahunnya untuk mengembangkan desain kreatif untuk instalasi outdoor sementara di MoMA PS1 yang mampu memberikan keteduhan, tempat duduk, dan air. Para arsitek juga harus bekerja sesuai dengan pedoman yang membahas isu-isu lingkungan, termasuk keberlanjutan dan daur ulang. The Living, diambil dari antara lima finalis, akan merancang sebuah lanskap perkotaan sementara untuk 2014 Warm Up summer music series di halaman MoMA PS1.
Pemenang proyek, Hy-Fi, terbuka di MoMA PS1 di Long Island City pada akhir Juni. Dengna menggunakan teknologi biologis yang dikombinasikan dengan perhitungan mutakhir dan teknik untuk membuat bahan bangunan baru, The Living akan menggunakan metode baru bio-desain, sehingga struktur yang terdiri dari            100% bahan organik. Struktur sementara mengalihkan siklus karbon alam untuk menghasilkan sebuah bangunan yang dibangun dari material yang berasal dari bumi dan kembali ke bumi, sehingga hampir tidak ada limbah, tidak ada kebutuhan energi, dan tidak ada emisi karbon. Pendekatan ini menawarkan sebuah visi baru untuk pendekatan masyarakat terhadap benda-benda fisik dan lingkungan binaan. Hal ini juga menawarkan sebuah definisi baru dari bahan lokal, dan hubungan langsung dengan pertanian New York State dan budaya inovasi, seniman New York City dan non-profit, dan komunitas Queens.
Hy - Fi merupakan sebuah menara melingkar yang terbuat dari batu bata organik dan reflektif, yang dirancang untuk menggabungkan sifat unik dari dua bahan baru. Batu bata organik diproduksi melalui kombinasi inovatif dari batang jagung ( yang dinilai tidak memiliki nilai ) dan dikembangkan secara khusus sebagai akar struktur yang hidup, sebuah proses yang diciptakan oleh Ecovative, sebuah perusahaan inovatif yang bekerja sama dengan The Living. Batu bata reflektif diproduksi melalui custom-forming sebuah film pencahayaan cermin baru yang ditemukan oleh 3M. Batu bata reflektif digunakan sebagai nampan bertumbuhnya batu bata organik, dan kemudian mereka dimasukkan ke dalam konstruksi akhir sebelum dikirim kembali ke 3M untuk digunakan dalam penelitian lebih lanjut.
Batu bata organik diatur di bagian bawah struktur dan batu bata reflektif disusun di bagian atas sebagai pembangkit cahaya di atas menara dan tanah. Struktur ini membalikkan logika konstruksi load-bearing bricks dan menciptakan efek gravity-defying yang bukannya tebal dan padat di bagian bawah akan tetapi tipis dan keropos di bagian bawahnya. Struktur tersebut dikalibrasi untuk menciptakan iklim mikro yang sejuk di musim panas dengan menggambarkan udara dingin di bagian bawah dan mendorong udara panas keluar melalui bagian atas. Struktur ini menciptakan efek cahaya memukau pada dinding interior yang tercermin melalui pola kaustik. Hy - Fi menawarkan struktur yang cukup familiar dalam konteks menara kaca dari langit New York City dan konstruksi bata gedung MoMA PS1. Dan secara keseluruhan, struktur ini menawarkan keteduhan, warna, cahaya, pandangan, dan pengalaman berorientasi masa depan yang dirancang untuk menyegarkan pemikiran dan penuh keajaiban dan optimisme.

Folded Metal Kiosk karya MAKE

Kantor arsitektur London Make telah merancang sebuah kios prefabrikasi portabel dengan cangkang aluminiumberlipat yang dapat membuka dan menutup seperti kipas kertas. Berbasis desain kios dengan bentuk kertas yang dilipat seperti origami Jepang, tetapi dengan penggunakan aluminium untuk menciptakan struktur teratur dan kuat yang dapat dijadikan tempat penjualan.
"Origami adalah fundamental dalam mengembangkan desain ini, ide-ide dari kipas lipat, informasinya berasal dari desain dan cara melipat model kertas yang digunakan selama proses berlangsung, sampai ke pengujian akhir hingga desain selesai," kata arsitek proyek Sean Affleck Dezeen.
Dua dari kios dipasang di plaza publik di Canary Wharf London dan berfungsi sebagai tempat informasi selama festival Patung-Es bulan lalu. Affleck mengatakan kios ini memiliki beberapa fungsi di tempat yang berbeda: "Mereka telah dirancang untuk digunakan di mana saja dan untuk banyak tujuan, mulai dari kedai kopi, untuk informasi hingga tempat DJ"
Struktur berlipatnya terbuat dari aluminium panel berengsel yang terletak di poros tengah dan tangguh. Sebuah sistem penyeimbang dikendalikan oleh winch untuk membuka kios dari dasar dan memperlihatkan interiornya. Lipatannya akan membentuk kanopi yang melindungi bagian dalam kios.
Ruang interiornya berukuran 1,95 kali 3 meter dilapisi dengan kulit kayu lapis yang dilapisi dengan membran tahan air, sedangkan lapisan lainya dari cladding untuk mengurangi dampak kenaikan solar.
Pembuatan kios ini berkolaborasi dengan spesialis fabrikasi logam Entech Teknologi Lingkungan Ltd untuk memproduksi dan menguji paviliun off-site dan kemudian diangkut dan diinstal disaat pra-rakit.
Kios akan terus digunakan sebagai titik informasi atau disewakan kepada vendor selama acara-acara di Canary Wharf, dan kemudian dapat dipindahkan ke lokasi baru.

Membuat kios terbuka untuk bisnis
Dua kios retail prefabrikasi unik yang dirancang oleh Arsitek Make ini pertama kalinya dibuka untuk umum ketika mereka menjadi bagian dari Festival Pahatan Es Canary Wharf.
Bentuk geometris lipat yang sederhana dari kios didasarkan pada konsep origami. Berbentuk kotak persegi panjang  ketika ditutup, struktur berubah ketika terbuka, dengan lipatan dan engsel di panel aluminium yang memungkinkan mereka untuk menjadi lebih luas dan menjadi seperti kipas ketika kios membuka dan menutup.
Sean Affleck, arsitek pimpinan proyek Make, mengatakan: "fantastis, melihat kios di situs yang digunakan dan dinikmati oleh publik, dan menambahkan semangat dan karakter daerah publik Canary Wharf.
"Solusi kami di kios jalanan modern adalah kotak persegi panjang khas yang berubah ketika membuka dan fungsinyapun terungkap. Desainnya juga efisien dan fungsional dengan fitur kotak, kuat, tahan lama, mudah untuk mempertahankan dari perusakan dan graffiti liar. Unsur-unsur fit-out internal dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan vendor individual. "
Kios ini sangat ringan, struktur portabelnya telah diuji dan prefabrikasi off-site oleh Entech Teknologi Lingkungan Ltd dan dikirim ke Canary Wharf melalui truk dan diinstal denga lengkap.

The City Within the City, Kota di dalam kota (4)

Gabungan antara volume bangunan sederhana yang menyusun dan membingkai serangkaian ruangan menciptakan bentuk bangunan yang radikal yang bisa dianggap sebagai proyek desain kota yang resmi milik Ungers: Cologne Grunzug Sud. Jika susunan volume yang unik di Neue Stadt, Markisches Viertel, dan Enschede menjadi bentuk kritik terhadap pola ruangan yang terus dipakai berulang-ulang di denah kota yang dibuat oleh modernis, proposal untuk daerah hunian di Grunzug Sud, yang dia tunjukkan di pertemuan Team Ten di Berlin pada tahun 1966, bisa dilihat sebagai kritik menyangkut salah satu pilihan alternatif paling simbolis yang dilontarkan Ungers terhadap desain kota yang dibuat oleh modernis kala itu yaitu megastructure atau susunan bangunan yang besar.
Pada saat proyek tersebut dikerjakan, Grunzug Sud merupakan daerah pinggiran kota yang tidak memiliki ciri khas kota maupun bangunan yang membuatnya istimewa. Alasan awal merubah bentuk kawasan tersebut yaitu karena Autobahn yang baru saja dibangun menghubungkan ring road atau jalan lingkar di kota tersebut dengan Bonn. Bukannya mendesain kompleks baru seperti Neue Stadt atau  Markisches Viertel, Ungers justru menganggap proyek ini sebagai perubahan lokasi bangunan yang bertahap setelah membaca ulang dan menganalisis secara sistematis bentuk lokasi bangunan yang terlihat agak biasa. Ungers melihat arah dari jalan utama di daerah tersebut sebagai satu bagian yang dapat ia gunakan untuk menganalisis bentuk kota. Dengan analisis tersebut, ia merubah kumpulan ruangan dan gedung yang beranekaragam di kota tersebut menjadi susunan bangunan yang linier dan beranekaragam serta memiliki makna yang jelas yang tercipta dari adanya bentuk bangunan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.

Pendekatan tersebut tidak bergantung pada kontekstualisme mimetis, namun, mengadopsi bentuk bangunan yang abstrak dan kasar. Apa yang diperhitungkan oleh Ungers dari susunan kota yang telah ada bukanlah elemen yang khas dengan daerah tersebut akan tetapi elemen bangunan yang paling abstrak yang dapat ia temukan di serangkaian ruang terbuka dan tertutup, ritme yang ada pada tembok bangunan, serta efek volumetrik dari dinding pelindung api, serta kebersambungan bagian muka bangunan dengan pola yang digunakan secara berulang-ulang pada pintu dan bagian yang terbuka pada dinding bangunan.
Elemen-elemen formal tersebut berhasil dirubah menjadi susunan kasar pada perumahan yang baru dan berkat hal tersebut, jati diri kota yang tadinya tersembunyi di lokasi bangunan tersebut bisa dibuat menjadi terlihat jelas dan mudah dipahami. Salah satu contohnya yaitu bentuk linier dari barisan rumah yang tadinya terpisah-pisah bisa digabungkan kembali berkat adanya irama yang beranekawarna yang dihasilkan oleh rumah-rumah yang baru.
Strategi ini diilustrasikan dalam papan presentasi proyek tersebut dimana keseluruhan denah Grunzug Sud dibuat sebagai susunan linier dari enam bagian berbeda. Setiap bagian lalu diilustrasikan tanpa gambar bagian baru yang telah diintervensi, namun dengan foto elemen-elemen yang tadinya memang sudah ada. Foto-foto yang diperlihatkan menunjukkan situasi ruangan yang biasa saja yang meliputi tampilan jalan, barisan gedung yang memiliki sela, tembok pelindung api, gang, halaman terbuka, dan foto-foto yang ditunjukkan juga memperlihatkan ketidakberlanjutan ruang di kota tersebut sebagai bentuk bangunan utama dalam proyek tersebut. Tensi bangunan antara bangunan yang tadinya sudah ada dengan bangunan yang baru saja dibangun menunjukkan bahwa situasi yang ada merupakan titik awal proyek tersebut dan selain itu, hal tersebut juga menunjukan tensi bangunan kota yang bersifat konstitutif yang meliputi dialektika antara otonomi bangun dan ruang di setiap bagian yang tidak bisa diperkecil lagi serta kemungkinan adanya pemahaman berbagai bagian berbeda pada satu bangunan yang saling berhimpitan, sebagai bagian dari suatu kota. Di Grunzug Sud, tensi dialektis tersebut secara sengaja dirubah menjadi sesuatu yang bersifat radikal.
Jika koherensi bangunan yang dihasilkan oleh megastructure memasukkan seluruh kota kedalam satu ‘bangunan’ yang dapat meluas secara terus menerus, susunan linear Grunzug Sud tidak hanya mengisyaratkan bahwa kota tersebut merupakan susunan dialektis dari hasil karya manusia yang besar namun terbatas, namun juga mengisyaratkan bahwa bangunan yang ada di dalam hasil karya manusia tersebut sebagai bagian-bagian yang terpisah dan berdiri sendiri. Bangunan yang ada di dalamnya mencerminkan keadaan terpisah yang memberikan karakter pada bentuk kota dan, pada dimensinya sendiri yang terbatas, mewakili kota tersebut. Seperti yang ditunjukkan pada pewujudan proyek tersebut, ‘kota di dalam kota’ karya Ungers bukan merupakan penciptaan sebuah desa yang indah yang bertolak belakang dengan terpecahnya kota menjadi banyak bagian, namun merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk menggambarkan bentuk kota yang terpecah dari bagian dalam bangunan yang ada di dalam kota dan merupakan hasil karya manusia itu sendiri. Grunzug Sud tidaklah dibangun, namun merupakan sesuatu yang memberikan gagasan yang nantinya menjadi dasar dari pembelajaran yang dilakukan Ungers tentang Berlin.

The City Within the City Kota di dalam Kota (3)



The City Within the City 
Oswald Mathias Ungers, OMA, 
and The Project of The City as Archipelago

Ini adalah sebuah rangkuman atau catatan dan terjemahan bebas dari satu bab City inside the city dari buku "The Possibility of an absolute architecture" karya Pier Vitorio Aureli. yang diterbitkan oleo MIT press tahun 2011

Fokus utama dari bagian ini adalah untuk menyusun ulang proyek Ungers sebagai sebuah usaha untuk mendefinisikan arsitektur kota sebagai investasi dalam bentuk arsitektur. Dalam proyeknya, Ungers menyebutkan batas bentuk arsitektur sebagai kemungkinan “kota di dalam kota”, sebagai pemulihan ciri khas kota, seperti dimensi kolektif yang melekat, dialek alami, terbuat dari bagian yang terpisah, dan komposisi dari bentuk yang berbeda dan berlawanan, di dalam krisis urbanitas yang mempengaruhi banyak kota di akhir 1960-an dan 1970-an, dimana Berlin mendapat dampak yang paling ekstrim dan merupakan contoh paradigma.
            Formasi Unger sebagai seorang arsitek yang sesuai dengan salah satu masa paling sulit dalam sejarah Jerman. Setelah Perang Dunia II, Jerman tidak hanya menghadapi tugas untuk membangun kembali negaranya yang hancur karena perang, namun juga memperbaiki politik, kebudayaan, dan moral dari negara yang selama 12 tahun takluk kepada Nazi. Pembangunan kembali juga merupakan hal yang sulit karena Jerman merupakan pusat dari politik Perang Dingin. Kontraposisi ideologi dari Timur dan Barat mendorong rekonstruksi dengan momentum ideologi, yang dibuat oleh kedua belah pihak, melalui berbagai rencana dan kompetisi, mencontohkan proyek urban yang bentuk dan programnya diambil sebagai model untuk kota-kota lain di seluruh Jerman dan Eropa. Dua dari proyek yang paling diteladani dan unggul adalah Stalinallee di Timur, sebuah boulevard menakjubkan direncanakan di tahun 1952 oleh Hermann Henselmann, dan diselesaikan pada tahun 1960 sebagai pusat baru di Berlin Timur, ibukota Jerman Timur, dan The Hansa Ciertel Interbau di Barat, sebuah distrik kependudukan yang direncanakan pada tahun 1957 dan diselesaikan pada tahun 1961 sebagai pameran nasional dari proyek perumahan yang didesain oleh tokoh utama di arsitektur modern, termasuk Alvar Aalto, Walter Gropius, dan Oscar Niemeyer. Di samping mengutamakan sifat dialektis kota, kontraposisi formal dan ideologi dari proyek tersebut juga membuat jalan buntu eksplisit dalam mendefiniskan model baru untuk pembangunan kota kembali. Jika Stalinallee dikuatkan dengan pengutamaan monumental, tema dari boulevard sebagai imej utama kota, the Hansa Viertel dibuat dengan ekstrim yang ebrlawanan dengan imej tipe perumahan terpisah di lahan hijau. Hal ini mungkin akan menjadi pencarian untuk cara ketiga, melampaui dua arah ini, yang memotivasi usaha awal Ungers untuk menggarisbawahi prinsipnya untuk proyek kota.
Prinsip-prinsip tersebut pertama kali dibuat sebagai bagian dari proyek kota yang dikembangkan oleh Ungers pada tahun 1960-an: proposal pendirian Cologne Neue Stadt (1961-1964), Cologne Grunzug Sud (1962-1965) dan Berlin Markisches Viertel (1962-1967), dan pendaftaran kompetisi desain asrama siswa di Enschede, Belanda (1964). Pendekatan yang dilakukan Ungers dalam proyek-proyek tersebut sendiri ternyata menuai polemik. Bentuk bangunan yang rasional dan monumental dalam proyek-proyek tersebut dimaksudkan sebagai suatu bentuk kritik terhadap para modernis yang mendesain kota dengan cara menerapkan standar bangungan yang sudah ada, yang ternyata justru mengurangi peran arsitek dalam mendesain bangunan secara keseluruhan. Berbanding terbalik dengan perintah yang biasa diberikan pada proyek kota, prinsip utama yang digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan proposal-proposal tadi adalah konsep kompleks bangunan baru yang ternyata tidaklah sesederhana pelebaran kota namun lebih condong kepada bagian-bagian kota yang telah disusun dan menjadi suatu bentuk hasil karya tangan manusia yang, dalam kaitannya dengan susunan internal mereka, merupakan sesuatu yang membangkitkan ingatan tentang kota itu sendiri.
Proyek Cologne Neue Stadt, misalnya, merupakan suatu bentuk kritik langsung terhadap tata ruang kota yang dibuat oleh para modernis pada saat itu dimana papan-papan dan menara-menara dibangun di area yang masih hijau tanpa menciptakan bentuk bangunan yang mudah dikenal. Kompleks Ungers dianggap sebagai sederet menara-menara yang digunakan sebagai tempat tinggal, dengan tinggi yang berbeda-beda namun dibangun untuk membentuk suatu kesatuan bangunan. Denah yang khas pada setiap apartemen biasanya meliputi ruangan-ruangan khas yang dibangun di sekitar ruangan yang digunakan sebagai tempat tinggal utama. Susunan tersebut memberikan bentuk kepada menara-menara tadi, yang pada dasarnya merupakan bangunan yang menjulang dan berada pada area yang sama dan membantu memperlihatkan susunan kompleks secara keseluruhan baik dari segi bangun maupun ruang. Dengan susunan yang terbilang baru tersebut, Ungers meningkatkan fungsi ruang tamu dari yang tadinya sekedar sebuah ruangan di dalam apartemen menjadi suatu bentuk atrium tanpa koridor, dan menegaskan bentuk luar dari blok-blok bangunan sebagai sebuah susunan bangunan yang monumental. Menyinggung permainan cahaya dan bayangan yang dihasilkan oleh susunan bangunan yang unik tersebut, ungers mengartikan Neue Stadt proyek mereka sebagai sebuah pola dasar dari sebuah kota yang penuh dengan unsur ‘negatif dan positif’, yaitu kota dimana rasa dari sebuah bangunan yang merupakan susunan dari ruangan yang telah dibangun dan ruangan yang masih kosong menjadi motif bangunan yang paling utama.
Solusi ini merupakan upaya pertama yang dilakukan Ungers untuk memasukkan bentuk pendekatan ruangan kota tersebut ke dalam kompleks bangunan. Dia menggunakan pendekatan yang sama, meskipun dengan hasil yang kurang sukses, pada kompleks Markisches Viertel di Berlin dengan mengelompokkan program menara hunian yang telah ada untuk membentuk serangkaian halaman terbuka dengan bentuk yang tidak beraturan. Di Neue Stadt, dia mengusulkan untuk merubah pembagian apartment yang telah dilakukan dengan merubah bentuk atau posisi dari satu atau dua ruangan di setiap kolom apartemen yang ada. Prosedur ini menciptakan tensi antara kesederhanaan setiap bagian bangunan dengan kerumitan susunan ruangan yang tercipta dari susunan yang ada secara keseluruhan. Tensi ini dapat diartikan sebagai suatu bentuk kritik yang mutlak terhadap pemukiman kota paska perang yang dari segi ruang terkesan membosankan. Baik itu di Neue Stadt maupun di Markisches Viertel, Ungers menerima standar teknologi dan bentuk bangunan yang ada untuk kompleks-kompleks bangunan tersebut, namun dia merubah susunan bangunan yang ada untuk meningkatkan kemungkinan terciptanya bentuk yang monumental di ruangan-ruangan dimana susunan bangunan tersebut digunakan.
Kritik terhadap pemukiman kota paska perang tersebut terlihat jelas di proyek Ungers yang akan digunakan pada kompetisi asrama siswa Enschede di Belanda. Dia mendesain kompleks tersebut sebagai suatu bentuk katalog susunan bangunan mulai dari bentuk geometris yang meliputi segitiga, persegi, dan lingkaran. Serupa dengan skema-skema yang ia buat sebelumnya, metode desain yang satu ini berhasil menghasilkan bentuk ruangan yang kompleks dan membangkitkan ingatan tentang kota dimana bangunan tersebut dibangun dengan menggunakan perbendaharaan bentuk bangunan yang terbatas. Menyangkut masalah lokasi bangunan, yang berada di pinggiran kota di suatu provinsi, Ungers menolak pemikiran mengenai pemukiman kampus yang khas dimana pavilyun dibangun secara tersebar di area hijau dan Ungers mengusulkan diri untuk mendesain tambahan bangunan kampus yang baru yang berbentuk sebuah kota yang bisa menghidupi dirinya sendiri, yang bentuk ruangnya menyerupai susunan ruangan kompleks seperti yang terdapat di villa Hadrian, namun bentuk bangunannya menyerupai bentuk bangunan yang kasar ala Jean-Nicolas-Louis Durand.