We used to consider
things that could live forever to be beautiful.
But this way of
thinking has been exposed as a lie.
True beauty lies in
things that die, things that change.
-Kisho Kurokawa
© Chandra Tri Adiputra
Tokyo, 25 Mei 2017
Sudah pukul 8 malam
dan mulai gerimis. Kami masih dalam perjalanan subway dari Stasiun Ryogoku ke Tsukijishijo, untuk bertemu Masato Abe.
Masato-san adalah pemilik salah satu unit kapsul di Nakagin Capsule Tower. Awalnya kami berencana menginap semalam di kapsul miliknya, yang disewakan lewat situs Airbnb dengan tarif ¥15.000 per malam. Lewat chat di app Airbnb, kami sampaikan bahwa kami tertarik untuk berkunjung ke Nakagin, salah satu ikon arsitektur metabolisme yang cukup terkenal. Namun, Masato-san menjelaskan kalau sekarang kami sudah tidak bisa menginap karena ada komplain dari para tetangga. Sebagai gantinya, Masato-san menawarkan untuk memberi kami tur singkat tanpa harus menginap. Kami pun mengiyakan kesempatan langka ini.
Pukul 8.15 kami sampai di Nakagin. Ada dua tower A dan B yang berlantai 13 dan 11 plus 1 lantai basement. Kami diajak masuk melewati lobby, Masato-san memberi salam ke seorang bapak di meja resepsionis, naik lift yang masih berfungsi baik ke lantai 10 tower B, ke kapsul milik Masato-san : B1004.
©
Stephanie Monieca
Di dalam kapsul, kami
mengambil foto sambil mendengarkan penjelasan dari Masato-san mengenai Nakagin,
diawali dengan fakta bahwa Nakagin adalah model pertama dari hotel kapsul yang
sekarang menjamur di seluruh Jepang.
Nakagin Capsule Tower
selesai dibangun di distrik Ginza pada 1972. Waktu pembangunan cukup singkat,
karena setiap kapsul sudah diprefabrikasi di pabrik railroad vehicle di Prefektur Shiga. Masing-masing kapsul diangkat
dengan crane dan dipasang ke core bangunan manggunakan 4 buah baut
mutu tinggi. Kapsul dibentuk dari truss baja ringan yang dilas, dibungkus
dengan panel baja galvanis, dicat anti karat, dan disemprot kenitex (plastik tahan air).
© Kisho
Kurokawa, architect & associates
Dari kabinet yang
penuh mengisi salah satu sisi ruangan dan laci di bawah tempat tidur, Masato-san
mengeluarkan setumpuk poster dan buku koleksinya. Semua tentang Nakagin. Mengagumkan.
Bukan hanya itu, ia juga menunjukkan berbagai artwork bertema Nakagin : lego, boneka
flanel, sulaman cross stitch, dan
yang paling cantik : lampu berbentuk maket Nakagin Capsule Tower, yang dulunya
diberikan pada penghuni sebagai merchandise.
©
Stephanie Monieca
Di poster-poster iklan
jadul, terlihat kalau target pengguna
kapsul ini adalah 'modern businessman' :
para komuter yang bekerja di Tokyo. Kapsul ini didesain sebagai rumah sementara
bagi para pekerja agar tidak harus menghabiskan waktu pulang pergi setiap hari.
Pada 1970 dipasarkan dengan harga ¥3.400.000 per kapsul dan terjual habis dalam
6 bulan.
© Nakagin
Co.
Ukuran setiap kapsul
2.3 (w) x 3.8 (d) x 2.1 (h) meter dengan satu jendela Plexiglass bulat fixed berdiameter
1.3 meter. Dengan luasan kapsul yang luar biasa kecil, setiap senti
diperhitungkan untuk bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sangat efisien dan
ergonomis, sama sekali tidak ada ruang yang tidak terpakai.
© Kisho Kurokawa, architect & associates
Modul-modul kabinet built-in bisa di-custom sesuai kebutuhan pemilik unit kapsul. Kapsul B1004
dilengkapi lemari es, televisi, dan semacam jam digital; sisanya difungsikan
sebagai storage. Tapi sebenarnya
pemilik bisa memilih kelengkapan lain seperti telepon, radio, stove, dan bahkan reel to reel tape deck yang sangat up-to-date pada zamannya.
©
Stephanie Monieca
Salah satu pintu
kabinet penyimpanan bisa dilipat ke bawah dan digunakan sebagai meja. Bila
sedang tidak digunakan, bisa dilipat kembali ke atas supaya tidak menghabiskan
ruang.
©
Chandra Tri Adiputra
Masato-san lalu menarik
keluar laci penyimpanan dari bawah tempat tidur. Dan yang membuat kami 'surprise', pada laci pertama terpasang
tali tambang untuk menarik keluar laci kedua yang posisinya lebih dalam. Di
dalamnya tersimpan selimut hijau asli yang dulu diberikan Nakagin untuk para pemilik kapsul.
©
Stephanie Monieca
Area dapurnya sangat compact. Sink bisa ditutup saat tidak
digunakan dan ada lemari es built-in ukuran
mini yang masih berfungsi. Ada opsi untuk menambah stove, tapi pemilik sebelumnya tidak mengambil opsi ini. Memasak
masakan heboh nampaknya tidak dipandang sebagai bagian lifestyle masa depan.
©
Chandra Tri Adiputra
Kamar mandinya sangat
kecil (sekitar 1.7 x 1.1 meter, kurang lebih sama dengan kubikel toilet di
mall!) tapi sangat ergonomis, materialnya washable
plastic yang dicetak. Tetap ada bathtub
sebagai bagian dari lifestyle orang
Jepang.
Keringat kami
bercucuran. Di dalam kapsul terasa panas dan pengap. Beberapa kali Masato-san
membuka-tutup pintu. Karena jendela tidak bisa dibuka, tidak ada pengudaraan
alami. Selain itu, sistem pengudaraan sentral Nakagin Tower sudah tidak bisa
difungsikan karena ducting sudah
rusak di beberapa tempat dan dikhawatirkan sudah terkontaminasi asbestos.
Nakagin masih menggunakan asbestos sebagai insulasi dan fire protection, tepat sebelum pada 1975 asbestos dinyatakan
berbahaya bagi kesehatan.
Beberapa kenyataan membuat
kami miris. Pada 2007, mayoritas pemilik unit Nakagin memilih untuk meruntuhkan
bangunan ini. Ironis. Nakagin yang pada 1972 begitu mengejutkan dunia
arsitektur dan meraih berbagai pujian, hingga memproklamirkan nama Kisho Kurokawa
sebagai seorang bintang; sekarang telah kehilangan rasa cinta dari publik.
© bdonline.co.uk
Pemanfaatan lahannya
dianggap kurang maksimal untuk area Ginza yang memiliki nilai properti sangat tinggi
(sekitar ¥30.000.000-40.000.000 per sqm). Bangunan ini juga minim perawatan :
kebocoran yang sudah mulai terjadi sejak 1980, pipa-pipa yang berkarat dan
bocor tidak bisa diganti baru karena posisinya sulit dijangkau. Aliran air
panas sudah dimatikan sejak 2010 karena pipa-pipa yang rusak. Penghuni bisa
mandi air panas di kamar mandi komunal di lantai dasar atau memasang pemanas
air sendiri.
Oleh Kisho Kurokawa,
setiap kapsul direncanakan untuk diganti baru setiap 25 tahun. Namun sayangnya
ini tidak berjalan sesuai rencana. Tidak ada lagi perusahaan yang memproduksi
kapsul. Selain itu, akan sulit untuk mengganti kapsul yang berada di lantai
bawah tanpa terlebih dahulu melepas kapsul-kapsul di lantai atas. Dengan kata
lain, kapsul-kapsul ini mungkin baru bisa diganti bila dilakukan secara
keseluruhan, tidak bisa satu per satu. Perkiraan dana untuk restorasi adalah
sekitar ¥8.000.000 per kapsul atau ¥1.200.000.000 untuk semua kapsul.
Masato-san bercerita,
pada tahun ini masih ada sekitar 20 dari total 140 kapsul yang difungsikan
sebagai tempat tinggal atau bekerja. Sisanya ada yang difungsikan sebagai
gudang atau dibiarkan kosong dan rusak.
Masato-san-san bukan seorang
arsitek. Semua riset dan koleksinya ia kumpulkan karena jatuh cinta pada
bangunan yang terancam diruntuhkan ini. Pada tahun 2014, Masato-san memulai
projek Save Nakagin Capsule Tower. Tujuannya adalah mengumpulkan donasi dari
seluruh dunia untuk membeli kapsul-kapsul yang tersisa dan merestorasi Nakagin
Capsule Tower.
Laman Facebook Save Nakagin Capsule Tower Project
No comments:
Post a Comment