Publication : Kampung Vertical, ICAD 2016, 1 Desember 2016, Grand Kemang
Kampung
Vertikal
Sebagai struktur terbuka
Selama ratusan tahun orang mulai
bermigrasi ke kota-kota, dengan berjalannya waktu kota semakin hari semakin
penuh karena banyak kesempatan untuk berusaha, pekerjaan, kemakmuran dan ide-ide
yang diciptakan di kota. Semakin hari kota semakin padat tetapi yang paling
bersejarah adalah pada tahun 2008 ketika jumlah populasi manusia di dalam kota
dan di pedesaan mencapai titik equilibirium yang sama. Untuk pertama kali dalam
sejarah kehidupan manusia. Pada tahun 1900 hanya 200 juta orang saja yang
tinggal di kota. Setelah lebih 100 tahun 3,5 miliar orang tinggal di kota. Pada
tahun 2050 bisa jadi ada 6,5 miliyar orang tinggal di kota, inilah sebuah ekspansi
urbanitas. Ekspansi urbanitas ini cukup mencengangkan misalnya saja setiap
tahun India perlu membangun kota seluas kota Chicago setiap tahun. Sebaliknya,
China telah mengumumkan dia akan membangun 20 kota setiap tahun sampai 2020,
untuk mengakomodasi 12 juta migran dari desa ke kota di China. Kalau saja kota
Jakarta diestimasikan 12 juta orang berarti jumlah yang sama yang diserap oleh
kota-kota di China. Ketika meledaknya kota-kota didunia terjadi juga penurunan
demografi manusia di satu tempat tertentu, contohnya adalah kota Detroit, Michigan
di Amerika yang berkembang pesat tetapi bergantung pada industri mobil dimana
disatu titik tahun 2012 terjadi kejenuhan industri mobil dan industri mobil di
Detroit tidak mampu bersaing dengan negara Jepang sehingga satu demi satu
berguguran, hampir 80% meninggalkan kota sehingga terjadi kekosongan bahkan
kota Detroit dinyatakan bangkrut pada tahun 2013 karena tidak dapat membiayai
dirinya sendiri. Akhirnya kota Detroit menjadi kota hantu bahkan terjadi
penjarahan dimana mana. Keadaannya bahkan lebih buruk dari kejatuhan ekonomi di
Indonesia 1998. Kota harus dibangun secara sustainable dimana semuanya harus
saling terkait satu dan lainnya sehingga kota itu bisa survive.
Pada tahun 2016 ini ada satu miliyar
orang yang sudah hidup dengan mengandalakan smartphone ditangannya ini
menunjukan bahwa kemajuan teknologi informasi kecepatannya telah malampaui
kemajuan fisiknya. Kita bayangkan bahwa handphone pertama kali di Amerika tahun
1946 dan kemudian mulai berkembang pesat tahun 90an tetapi saat ini smartphone
telah digunakan untuk kepentingan manusia dan inovasinya telah melampaui batas
batas geografis suatu negara, kita bisa berada di Singapore, Jakarta, Paris,
London maupun New York menggunakan satu program yang sama misalnya Uber, hal
ini menunjukan bahwa kota harus dirancang sejalan dengan kemajuan teknologi.
Seperti kamus wikipedia, dimana setiap orang boleh melakukan editting dengan
menghasilkan kamus berjalan yang bisa berjalan dan dibawa seluruh orang di
dunia. Bagaimana dengan kota-kota? Apakah kita akan mengandalakan
bangunan-bangunan yang konvensional? Kota harus bisa bergerak seperti awan supaya
dia bisa survive, kota harus memiliki infrastuktur dan teknologi komunikasi dan
dia punya generator ekonominya sendiri sehingga bisa survive tidak menjadi
bangkrut lagi seperti Detroit.
Struktur terbuka sebagai ide dasar
infrastruktur kota, saya membayangkan open structure adalah sebuah awan, dia
dapat dibuat ruangan sesuai kebutuhannya. Dia bisa jadi kantor, hunian, bisa
jadi vertikal kampung. Di masa depan ketika semua orang mulai terhubung dengan
internet, orang semakin individu tetapi sekaligus sosial, jadi mereka bersosialisasi
di dunia maya tetapi menjadi sangat individualis dengan lingkungan sekitarnya,
jadi jika lingkungan sekitarnya tidak memiliki subjek yang sama sehingga ruang-ruang
sosial yang ada seperti di kampung-kampung kita ini pasti semakin diinginkan
kembali, sehingga ide open structure ini adalah menciptakan struktur yang
terbuka dimana ruang-ruang sosial dapat disebarkan didalam ruang secara 3
dimensional, kemudian kebutuhan dasar seperti toilet dan dapur dapat diciptakan
dan disediakan oleh pemerintah, sehingga ruang ruangnya kemudian rumah-rumah
mereka akan dibangun secara mandiri hampir sama seperti dikampung jadi
bertumbuh pada masa depan ketika kecanggihan teknologi mencapai titik tertentu
sangat dimungkinkan bahwa setiap orang yang tinggal dirumah susun ini akan
mengandalkan aplikasi didalam handphonenya mereka bisa membeli bagian-bagian
rumah seperti jendela, pintu, dinding lewat aplikasi di dalam handphone, jadi
hanya dengan menggunakan sistem DIY (Do It Yourself) setiap orang akan menyusun
ruangannya dengan membeli bagian-bagian dari rumah satu persatu sesuai
kemampuan ekonominya. Jadilah sebuah model kampung vertikal yang baru, dimana
kampung ini menjadi super efisien pemerintah hanya cukup berkonsentrasi dalam
penyediaan open structure, toilet, dapur dan ruang publik saja. Jadilah vertikal
kampung.
Dalam sebuah CBD kita bisa juga
membangun open struktur yang sama dengan lift vertikal maupun utilitas sehingga
dia juga terkoneksikan dengan rumah susun open plan ini, sehingga kota baru
berdasarkan open structur ini dapat dibuat secara cepat dan efisien, sehinggi
dapat memenuhi kebutuhan dasar kota baru seperti yang dibutuhkan negara-negara
yang padat penduduknya seperti India dan China. Open structur ini seperti sebuah landscape
baru, pada sebuah kota bisa dianggap seperti awan atau hutan atau hujan dia
dapat tumbuh dimana saja baik di CBD daerah industri maupun daerah pertanian
sekalipun. Jika kita bayangkan open structur sebagai infrastuktur arsitektur.
Pada tahun 70an sampai 80an ketika
terjadi booming minyak banyak negara sangat bergantung dan mengandalkan energi
yang dihasilkan dari minyak bumi, kota-kota seperti yang ada di Indonesia tidak
berfikir jauh bahwa energi yang tidak terbaharukan itu akan habis namun
tahun-tahun ini adalah tahun-tahun akhir banyak kilang minyak di Indonesia yang
sudah tidak berfungsi lagi bahkan 5 sampai 10 tahun kedepan Indonesia jadi
pengimpor minyak. Hak ini menyebabkan kita harus mereduksi penggunaan energi
dengan memanfaatkan teknologi informasi, misalnya home automation yang akan
mengkontrol seluruh sistem supaya semakin efisien contohnya open structur ini
juga memungkinkan adanya automation dimana solusi-solusi penggunaan energinya
dapat di kontrol bahkan dapat mampu menyerap energi matahari maupun angin
sehingga kumpulan open structur ini dapat hidup dan survive.
Dalam pameran ini, saya ingin
menyumbangkan tiga tipe struktur berbentuk V, F dan berbentuk U yang
dimultifikasi menjadi cloud, menjadi struktur yang terbuka yang dapat dipakai
dan digunakan untuk membentuk cloud menjadi titik awal sebuah kota menjadi cloud
menjadi rumah susun vertikal menjadi infrastruktur baru.
Budi Pradono untuk Pameran ICAD 2016
Studi Maket Instalasi V |
Proses Pembuatan skala 1:1 |
Proses Pembuatan skala 1:1 |
Proses Pembuatan Skala 1:1 |
Pembukaan Pameran |
No comments:
Post a Comment