Wednesday, February 13, 2013

Opening soon "Semilir", Spanish Bar and Cafe by budi pradono


Semilir… sebuah konsep baru dari sebuah bangunan lama, yang tersulit adalah menghidupkan kembali
pendekatan ini ditransformasikan lewat prosesi maupun material.
seseorang akan dihantarkan menuju tempat ini
melalui sebuah prosesi yang panjang….
material yang di pilih yang sesederhana mungkin, seperti meneruskan bebatuan yang sudah ada
memberi tanaman yang memang familiar dan tumbuh banyak di sekelilingnya
sentuhan interior diperlukan seperlunya..dengan pengolahan material yang sederhana
inilah yang memberi kekuatan baru….
baja, kaca, batu, kayu...





Tuesday, February 12, 2013

On Preparation "Srites" 2013



sprites place
Memahami sebuah tempat itu sama sulitnya dengan memahami orang lain, semakin sering kita menjumpainya…maka semakin dekat secara psikologis kita akan mengenal tempat itu...
memahami tempat kita juga harus mengenal sejarah…membaca bebatuan, kerikil di sekitarnya
maupun mengenal pemiliknya serta memahami sejarah akan tempat..

sehingga dengan dasar itu kita bisa mengendus seperti anjing atau bahkan dapat merekam
kekuatan dari sebuah tempat...

understanding the spirit of place…. sebuah usaha yang sebenarnya harus dilakukan seorang arsitek

saya menemukan meja mutoh…sebuah mesin gambar jadul…merupakan sebuah mesin yang bersejarah
yang membuat arsitek jaman dulu mengalami pahir getirnya menggambar diatasnya
meja ini lebih dari pacar setiap hari kita tidur bersamanya…tapi di era globalisasi ini
ketika computer aided design semakin mudah dan murah…mesin ini telah digantikan
dengan seperangkat komputer dengan layar 13 inch kita sudah bisa merancang 
kawasan berhektar-hektar…
mesin ini memiliki kekuatan…ya itu memberi ingatan baru soal bagaimana 
kita seorang arsitek berjuang menggambar dengan teliti
mungkin juga dengan kertas kalkir yang mahal dan juga pena rapido dan tinta semuanya made in Germany….hmmm

Kami bersama Yoka Sara sedang beramai ramai mengendus sebuah tempat…
memahaminya dari ujung ke ujung…sebuah skenario yang dirahasiakan
sebuah kejutan di akhir february...

Kita menemukan meja mutoh, mobil-mobil bekas…meja kursi rumah tua, bale-bale…gudang
semuanya berteriak-teriak, ada yang ingin dipindah ada yang tidak…
sawah saya lihat hanya diam, matahri juga pasrah kalau mau di pindah..

Kita harus mampu menampilkan sebuah ruang yang tak terduga….sebuah aktifitas seni..bahkan sebuah ritual yang harus mampu dibaca dan diolah kembali oleh indera kita  
sehingga kita semua harus terkesima barang lima menit saja…
sebuah perenungan artistik…
(Budi Pradono)
untuk seluruh tim yang sudah bekerja keras sekian lama: Yoka Sara, Iwan Sastrawan, Pranita Dewi, Suklu, Agus Pande, Monez, Weka, Tompel, Ketut, Dina, Ayip, Suklu, klick dan lain-lain.


Mengunjungi Yokasara Studio di Bali (budi pradono)


Mengunjungi studio milik Yoka Sara di jalan Durian Denpasar merupakan sebuah pengalaman
untuk memahami proses kreatif dari salah satu arsitek modern dari Bali. Sosok Yoka Sara tidak pernah diam, dia selalu gundah dengan pengalaman kreatifnya….dia berusaha keluar dari belenggu arsitektur yang terukur tetapi pencariannya merambah ke seni yang lain, seni pertunjukan, seni tari, puisi, maupun   patung…di sekeliling ruangnya penuh dengan potongan patung manusia, atupun lukisan…dia mencoba berkolaborasi dengan banyak seniman / arsitek untuk demi merealisasikan sebuah "event" yang sulit untuk diceritakan...
inilah sebuah usaha untuk membebaskan diri dari dunia arsitektur yang terlalu teknis…
menuju seni arsitektur yang lebih cair yang responsif pada kenyataan senyatanya di sekitarnya
yang responsif pada suara di sekitarnya ataupun bunyi-bunyian dikelilingnya...
dia berusaha memainkan rasa tapi juga ritme…timing maupun seni gerak, seni olah tubuh..seni bunyi-bunyian…ini adalah bagian arsitektur yang tidak bisa ditafsirkan begitu saja…
tapi harus dirasakan…alam juga perlu didengarkan kemudian hadirlah sebuah expresi, 
berbagai lontaran gagasannya harus dirasakan tidak dengan nalar kita..
tetapi dengan rasa...
bentuknya merupakan sebuah abstraksi…jika hujan datang harus dianggap sebagai bagian dari kenyataan, tidak perlu dihindari atau diantisipasi…
tetapi direspon dengan tubuh kita dengan expresi jujur kita…
inilah sebuah usahanya menginterpretasikan relasi macrocosmos dan microcosmos kita
sebuah ruang tanpa arsitektur, seperti sebuah upacara yang saling merespon
Yoka Sara juga mencoba mempertanyakan tubuh…relasi nya dengan alam dengan gerak
maupun dengan material alamiahnya...
Kita akan menunggu sebuah surprise….sebuah ruang atau 
sebuah dialog antara manusia dan alam
Penghayatan akan alam dan pengalaman pengalaman artistiknya secara bawah sadar 
telah membebaskan arsitektur…menjadi beyond architecture….
sebuah usaha yang patut dihargai (Budi Pradono)