Friday, July 23, 2010

a conversation with Jero Mangku Sata, brickmaker at Keramas, Gianyar, Bali

Pak Mangku begitu panggilannya; saya mengunjunginya di desa terpencil
tidak jauh dari Ubud, Bali namanya desa Keramas, di tempat inilah Pak Mangku
membuat sendiri cetakan batu bata mengaduknya dengan adonan yang tepat kemudian membakar dan mengeringkannya untuk dijual sebagai batu bata.
Jika ditanya umurnya dia menjawab delapanpuluhtahun...kira-kira tapi semangatnya seperti anak muda...
membuat bata tidak semudah yang kita bayangkan selain memilih tanah yang baik mengaduknya dengan teknik khusus...ditekan-tekan dan akhirnya dicetak dengan kayu hasil buatannya sendiri.
saya memahami bahwa ini adalah al mendasar dalam menciptakan arsitektur..sejak berabad abad yang lalu bata sudah menjadi material utama membentuk dinding...
Tapi saya suka bata yang setengah matang yang dalam proses pembakaran berada di sisi terluar karena warnanya lebih coklat... dan tampak rapuh tetapi natural.
Pak mangku Sata mempersilahkan saya mengambilnya sesuka hati karena bata yang saya pilih biasanya tidak ada yang mau beli.
Terima Kasih pak Mangku, saya sedang bersiap diri untuk experimen berikutnya dengan bahan bata setengah matang dari pak Mangku.
BP