Wednesday, July 15, 2009

Frangipani Pavilion by budi pradono

Pavilion Indonesia pada Internasional Wood Festival, Bergen, Norwegia.

published in Laras magazine, December 2006

Glocal

Tahun 2006 kami berusaha mengimplementasikan konsep glocal (Global-lokal) sebagai usaha untuk meningkatkan kreativitas kita. Salah satunya selain mengikuti beberapa kompetisi internasional juga mengikuti beberapa pameran. Selain berpameran pada markas Royal institute British Architects (RIBA) di London hingga February 2006 atas undangan The Architectural Review, pada bulan Mei mengikuti dua acara yang hampir bersamaan waktunya yaitu pameran di Sofia, Bulgaria dalam acara INTERARCH, Triennale Architecture dan mendapatkan penghargaan Silver medal dari UIA, dilanjutkan dengan implementasi Frangipani pada pameran International Wood Festival di kota Bergen, Norwegia atas undangan dari pemerintah setempat. Pada akhir tahun ini dua pameran berikutnya akan digelar di Praha, Czech Republic, dan Stockholm di Swedia. Sementara proyek lokal yang dikerjakan di Indonesia meliputi di Lombok, Bali, Medan, Solo, Bandung dan Jakarta. Lokalitas bagi saya tidak hanya sebatas pada material dan tenaga kerja tapi juga pada tatanan konsep. Dalam globalisasi perpindahan teknologi, pemikiran maupun barang tidak lagi dibatasi oleh waktu. Tarik menarik ini menjadi satu hal yang harus diperhatikan, karena akan terjadi percepatan pemahaman dan pemikiran masyarakat. Tugas arsitek sebagai agen perubahan lantas harus ditunjukkan dengan karya yang berisi dengan konsep dan pemikiran tidak sebatas kulit luarnya saja. Saya ingin merubah persepsi barat tentang Indonesia yang selalu berkonotasi ukir-ukiran, tradisional vernacular menjadi Indonesia baru yang moderen, maju dan kontemporer. Tulisan ini hanyalah berupa catatan kecil dari sebuah lawatan di Eropa bukan untuk melakukan studi banding, tapi untuk berkarya, dan berinteraksi dengan masyarakat Eropa yang menjadi bagian dari the Fortress Europe.

Diagram

Proyek ini merupakan salah satu usaha untuk mengimplementasikan diagram yang abstrak atau sering disebut abstract machine atau virtual multiplicity oleh ahli filsafat Gilles Deleuze dan Felix Guattari. Usaha ini diharapkan dapat menghasilkan arsitektur baru yang berbeda dari yang sudah ada. Riset awalnya dimulai dengan melakukan pengukuran ulang pada beberapa sampel pohon Kamboja mulai dari batangnya yang besar sampai ujung pencabangannya yang kecil di ujung. Dari sana dapat diperoleh beberapa diagram yaitu diagram diameter batang, diagram panjang batang, diagram sudut pencabangannya. Riset ini selain digambar ulang juga dibuat maket dalam skala 1: 50 sampai mock up skala satu banding satu.

Dari sini kita peroleh bahwa pohon Kamboja secara umum terbagi dalam tiga bagian utama; yaitu bagian bawah dengan panjang batang antara 10a -20a dan sudut kemiringan 120° – 150°; bagian tengah batang dengan panjang antara 5a-10a dan sudut kemiringan batang 60°– 120°: pada bagian atas panjang batang antara 5a – a dengan sudut kemiringan batang antara 30°- 60°. Abstract diagram ini kita implementasikan pada beberapa proyek dengan beberapa skala yang berbeda; Misalnya sebuah bale-bale tradisional, sebuah meja, kanopi maupun struktur. Frangipani adalah kata lain dari kamboja. Kita kemudian memberikan beberapa nama proyek yaitu Frangipani pavilion (implementasi di Bergen_Norwegia), Frangipani table, Frangipani Bale dan Frangipani Canopy (diimplementasikan di Bali)

Bentuk Dasar

Implementasi dalam Pavilion ini menggunakan bentuk geometri sederhana dari bifurkasi yang diperoleh dari diagram pada frangipani tersebut diatas. Diagram percabangan yang diimplementasikan pada kayu yang disediakan oleh pemerintah Norwegia dengan ukuran kira-kira 2 x 4 cm dengan panjang antara 4 -6 meter. Dipotong-potong dengan ukuran yang disesuaikan dengan diagram panjang batang frangipani, dan dipasang dengan sudut-sudut kemiringan yang sesuai dengan diagram sudut kemiringan frangipani, kemudian jika bentuk pohon ini disejajarkan satu dengan yang lainnya akan terbentuk ruang. Pada dasarnya karena bangunan ini dibuat di tengah taman Bergenhus maka segala bentuk transformasi harus menghasilkan ruang yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati pavilion ini. Pada mulanya bentuk dasarnya adalah jajaran genjang yang meruang namun mengingat beberapa kendala di lapangan bentuknyapun disederhanakan menjadi segitiga tidak sama sisi tiap sisinya merupakan rangkaian diagram frangipani dari kayu. Ruang segitiga tercipta ketika seluruh komponen sudah berdiri.

Bergen kota diantara 7 gunung

Kota Bergen yang indah ini dikelilingi oleh 7 gunung dengan sebutan de syvfiell dan merupakan gerbang utama menuju Fjords of Norway. Kota ini merupakan salah satu dari sembilan kota yang mendapat gelar European Capital of Culture di tahun 2000 lalu. Pemerintah daerah yang setiap tahun menyelenggarakan Bergen music festival tahun ini menyelenggarakan wood festival dengan mengundang beberapa arsitek atau seniman untuk mengajukan gagasan rancangan struktur kayu yang di bangun di tengah taman pada Bergenhus Fortress. Kompleks bangunan tersebut yang didirikan sekitar abad ke 13 oleh Olav Kyrre. Selama perang dunia ke dua (PD II) angkatan laut Jerman menggunakannya sebagai markas, sehingga kita bias menemukan bunker-bunker peninggalan PDII

Festival

Festival yang diselenggarakan pertama kali ini idenya dicetuskan oleh dekan dari Bergen National Academy of Fine Arts dimana festival musiknya sudah diselenggarakan setiap tahun. Setelah mendapat support dari kementrian kehutanan. Beberapa arsitek maupun seniman dari 18 negara berkumpul di salah satu Negara Scandinavia ini. Jumlah kayu yang disediakanpun cukup melimpah ruah, bahkan ketika acara usai pun kayunya masih tersisa 2 kontainer. Panitia di Norwegia tidak pernah lupa selalu menjamu kami tiap hari dengan Wine dan tentu saja berbagai masakan khas Salmon dan ikan Paus.

Saya mengucapkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terealisirnya gagasan ini termasuk kedutaan Norwegia di Jakarta, maupun Ibu Retno Marsudi, Duta Besar Indonesia di Norwegia.

( Budi Pradono 2006)


Data Project:

Project Name: Frangipani Indonesia Pavilion

Architect: budi pradono architects

Design date: January-May 2006

Construction Date: May 2006

Client: City of Bergen, Bergen National Academy of Arts, Country Governor of Hordaland, Norwegia

Design Team: Budi Pradono, Gita Hartako Ong

Model maker: Daryanto

Mock up 1:1: Mudjianto

Project manager : Reini Mailisa (Jakarta)

Project coordinator: Stella Hutagalung (Norwegia)

Construction stage: Budi Pradono, Abar, Iron, Stella Hutagalung, & Hiswati

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment