Monday, July 27, 2009

COHABITATION, sichuan International School, Sichuan China by Budi Pradono Architects won 2nd Prize


Proposal desain masterplan perencanaan sekolah internasional di Sichuan, China 2009

Master plan sekolah kontemporer ini dirancang non-hirarki. Garis imajiner di bentuk untuk menyusun berbagai macam program ruang. Sekolah sebagai tempat untuk berkumpul. Komunitas ini merupakan tema dari gathering line’, menghubungkan semua ruang terbuka (public space), dimana murid, guru, orang tua murid atau intitusi lainnya bertemu dan berinteraksi di tempat ini. Semua seminar ilmu pengetahuan, festival-festival, ataupun kegiatan olahraga, diadakan di sepanjang area ini.

Koridor Garis kreatif (creative corridor) merupakan tempat dimana siswa bebas memilih berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler, seperti ruang music, ruang animasi/pc, termasuk semua laboratorium: kimia, fisika, biologi, dan bahasa. Perpustakaan berada di pusat kreati koridor, dan berhubungan dengan “gathering line”. Kreatif koridor menawarkan berbagai macam kegiatan interdisipliner dimana seluruh siswa bisa bereksplorasi berbagai macam mata pelajaran untuk mengetahui inovasi – inovasinya, kegiatan interdisipliner, atau eksperimen kurikulum. Koridor ini di selimuti oleh atap rumput (roof garden) dengan void di beberapa tempat untuk menghubungkan sirkuasi vertikal dan horizontal.

Learning and sleeping line merupakan sebuah jalan yang menghubungkan ruangan kelas dan asrama. Asrama siswa sendiri terdiri dari 4 komposisi bangunan dan memiliki area berkumpul dan atap rumput (green roof), dimana siswa bisa melakukan berbagai macam eksperimen.

Kantor dan cafĂ© sendiri berada di garis administrasi (Administration Line) Ruangan kelas terbuka menghadap ke halaman, ruang terbuka ini juga bisa dijadikan tempat beljar mengajar di sekolah. Suatu yang penting bahwa para siswa memiliki akses ekternal terhadap lingkungan sekitar, sehingga mereka bisa langsung menghirup udara bebas, mendengar hembusan angin yang menggerakan pohon, dan merasakan hujan. Pengaturan fasad ruangan kelas menghadap utara-selatan, memungkinkan pemaksilana cahaya matahari masuk ke dalam ruangan dan memastikan adanya distribusi cahaya didalam ruangan, dan disusun secara informal antara keprofesionalan dan kolaborasi (informal = creative). Koridor untuk siswa yang lebih senior di desain memiliki fungsi ganda sebagai area belajar. Sebagian teras memiliki pemandangan halaman yang sangat bagus.

Sirkulasi di dalam sekolah di dominasi oleh pedestrian dan sepeda. Semua mobil yang memasuki sekolah harus memparkir mobilnya di bawah sport hall, baru masuk ke area sekolah denga berjalan kaki atau dengan menggunakan sepeda.

Semua sirkulasi utama merupakan jalan pintas, menghubungkan semua bangunan/program didalam site. Strategi lansekap dibagi menjadi beberapa bagian, membagi berbagai macam vegetasi yang homogen dalam satu garis. Sedangkan hutan subtropis berbentuk oval merupakan vegetasi heterogen yang menyebar diseluruh lanskap. Sehingga menciptakan pengalaman ruang yang akan dialami oleh orang orang yang berjalan didalamnya. Sekolah ini diperkaya dengan sinar matahari, pemanas dan sistem pendingin AC, dan beberapa sustanable sistem yang bisa mengurangi biaya dan membuat lingkungan belajar yang sehat.

Sekolah ini mengajarkan 2 hal penting terhadap para siswanya: pertama, memahami isu-isu sosial dalam hidup dan pemeliharaan terhadap lingkungan. Dalam desain ini kita bisa melihat berbagai macam solusi-solusi yang sustainabel misalkan, lantai yang dipasang dengan air-pipa sistem, dingain di musim panas dan hangat di musim dingin, dingin dikarenakan adabatik energi cooling sistem dan hangat karena desentralisasi temperature rendah dari pemanas, digabungkan dengan alat pemanas (di musim dingin) dan dingin (di musim panas) di bawah dari bangunan.

filosofi : sekolah yang membentuk kualitas, berpusat pada siswa, pembelajaran tentang urban yang berkaitan dengan integrative, interactive, eksperimental learning. Filosofi berpusat pada siswa (student-centered education) secara tidak langusng diajarkan oleh arsitektur  dari bangunan dan penataan masterplannya.

Seismic vibration control diterapkan di seluruh bangunan dengan hybrid control untuk mengurangi efek dari gempa bumi. Ketika gelombang seismic dari tanah memuncak dan mulai merambah ke bangunan, dengan alat ini bisa berkurang hingga 90%. Setelah gelombang seismic memasuki struktur bangunan, ada beberapa cara untuk mengendalikan kerusakan dan mempertahankan kestabilitasan bangunan.

Budi Pradono (Indonesia) memenangkan juara kedua pada Sichuan School International Conceptual Architecture Design Competition China, April 2009 Di selenggarakan oleh WE (WestEast) Design, The Bartlett School of Architecture UCL and Sichuan Provincial Institute of Architecture Design, lebih dari 400 arsitek professional dan desainer dari lebih dari 35 negara turut berpartisipasi. Tujuan dari Sichuan School International Conceptual Architecture Design Competition adalah untuk membantu membangun kembali sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa bumi di Sichuan dan untuk memprovokasi diskusi atas ide-ide dan arahan yang berkaitan dengan intervensi pengembangan sekolah internasional.

Penjurian secara terbuka untuk Sichuan School International Conceptual Architecture Design competition telah dilangsungkan dengan sukses di The Bartlett School of Architecture UCL London, pada tanggal 18 April 2009 Para juri : Professor CJ Lim The Bartlett School of Architecture UCL, Arjun Kaicker Partner, Foster + Partners, Yan Ma School Expert, Gerrard O’Carrol Senior Tutor, School of Architecture and Design at The Royal College of Art, Nicholas Rhodes Course Director, product Design at Central Saint Martins, Ching Lau Senior Engineer ARUP

Design team for Sichuan International School : Budi Pradono with his team members : Rina Nur Aisah, Yuli Sri Hartanto and Adam M. Prana of Budi Pradono Architects

Budi Pradono Architects [BPA] is a research based architecture studio with interdisciplinary practice focus on contemporary lifestyle, hospitality and urban design through an inclusive and rigorous methodology of research, intensive experimentation and collaboration. The works develop through research analysis of practical as well as theoretical issues ranging from program, typology, material, structure and use to larger networks of social, environment and cultural consideration.

 

 

No comments:

Post a Comment