Tahun ini saya mengikuti beberapa
kompetisi, dua diantaranya di New York keduanya berbau seni dengan karya
instalasi….tapi keduanya gagal, karena tidak terpilih… tapi studio kami di
Bintaro tidak patah arang, mencoba berbagai cara, agar otak tetap panas demi
memberi semangat pada keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru…inovasi
arsitektur yang melampaui batas batas arsitektur….beyond architecture…ketika
Jakarta dilanda banjir badang…saya terus berpikir tentang apa yang bisa kita
berikan, atau kita pikirkan untuk memperbaiki..menolong atau apa…akhirnya
ketika saya membaca tentang expedisi ciliwung yang dilakukan oleh tim
Kompas…saya merasa shock betapa buruknya system sanitasi kita betapa buruknya
system manajemen sungai…serta betapa banyaknya orang-orang yang mengandalkan
air sebagai tempat makan mandi dan cuci sekaligus…lalu saya mengikuti kompetisi
yang diselenggarakan IAI bekerjasama dengan dinas PU, yaitu tentang jakarta
2050…mulailah BPA berkutat dengan air…dan mendalami kota Jakarta lewat air..workshop
kecil di studio BPA….project ini kita beri judul Fluidscapecity…kita bayangkan
bahwa pada masa depan tahun 2050 terjadi penurunan kepadatan pada area
pedesaan…dan terjadi penumpukan pada pusat2 ekonomi di Jakarta…proposal ini
merupakan visioning dan strategi strategi dasar mengantisipasinya…sayang
proposal kita tidak lolos tahap pertama…pada bulan Desember akhir ternyata ada
sebuah kompetisi terbuka untuk mengajukan project / proposal rancangan di
negara Asia dengan tema Smart city di Berlin. saya merasa bahwa konsep
fluidscapecity yang kita ajukan masih setengah jalan dan masih relevan untuk
dimatangkan lagi…akhirnya kita di BPA membuat / mengajukan konsep pameran
instalasi dengan melakukan explorasi pada salah satu sungai / waduk. Karena
pameran akan dilaksanakan sekitar bulan July maka saya berusaha mengajak teman
teman dari Kampusuntuk turut serta, dengan modal konsep workshop di studio BPA
dan dilakukan selama 3 bulan tentulah akan menghasilkan sesuatu…Pada bulan
February saya mendapat email dari panitia di Berlin bahwa dari 90
pendaftar..proposal kami termasuk salah satu yang dipilih…kemudian sang curator
Ulla Geisler mulai bertelepon dengan saya dan meminta untuk mempercepat proses
workshop….karena semua dokumentasi diperlukan untuk katalog pameran…jadilah
kami jungkir balik mengurangi waktu tidur dan menggaet 2 pasukan mahasiswa dari
UNTAR dan BINUS untuk ikut serta…ditengah riset dan explorasi desain saya
mendapat undangan dari Kedutaan Belanda / Erasmus Huis..untuk menjadi salah
satu pembicara seminar tentang "Building on water"; saya
berkesempatan mempresentasikan 3 project penelitian tentang architecture /
urban design dan kaitannya dengan air yaitu Urban design di Dnipper river Kiev,
Venice city vision, Lotus city di Pearl River Delta, dan Fluidscapecity…tak
disengaja ternyata selama ini BPA sempat bersinggungan dan melakukan beberapa
exercise yang berkaitan dengan water+architecture…air selalu menjadi sumber
hidup pantas untuk dijaga dikembangkan, dipelajari dst demi menjaga
kelangsungannya…sementara itu komunikasi dengan panitia di Berlin belum berhenti, sebuah tawaran
datang dari Australia, dari program urban islands workshop yang diadakan tiap 3
tahunan…tahun ini saya ditunjuk menjadi salah satu workshop leader nya….Urban
islands berada di pulau kakatoa, pulau bersejarah yang mendapatkan warisan
budaya UNESCO…saya ingin memberi spirit baru pada pulau itu….memberi semanagat
baru, cara baru serta metode baru….peserta workshop yang sudah mendaftar
dari Mexico, Jepang, Australia dll…ketika urusan visa belum selesai…akhirnya
saya ditunjuk juga oleh ANCB, metropolitan Laboratory di Berlin untuk juga
menjadi workshop Leader….saya kaget campur senang..karena proses berbagi dan
menemukan sesuatu itu semakin bermakna ketika kita melakukannya bersama-sama di
dalam studio….semua ilmu akan meresap dan secara otomatis kita akan dapat
menyimpulkannya sendiri..menyimpulkan dan mengolahnya menjadi new architecture
adalah sebuah usaha yang inovatif karena memikirkan typologi yang baru…disaat
bersamaan saya juga harus berkomunikasi dengan teman2 di belanda yang sedang
galau memikirkan social housing…ada kemungkinan juga mereka menyelenggarakan
workshop di Belanda bersama alumni dari Berlage institute..ketika itu belum
mendapatkan kejelasan tiba tiba saya mendapat surat dair Britsih Council
Jakarta untuk memasukkan 3 karya untuk diseleksi pada pameran tahunan yang ada
di London..mereka hanya memberi waktu 3 hari….dan ternyata salah satu karya BPA
(inverted pyramid) diterima sebagai salahsatu wakil Indonesia dalam pameran
Atlas of Unbuiltworks" di Bartlett School of Architecture di London….tapi
kita harus bekerja extra lagi….project itu merupakan salah satu project
favorite…karena menyangkut isu nasional tentang kampung vertical masa depan…isu
yang paling hangat dibicarakan sejak kehadiran Jokowi di Jakarta….tapi maket harus segera dibuat… hmm tapi semua sibuk sudah 3 specialist model maker mengundurkan diri karena tenggat waktu yang sangat mepet… satu-satunya yang bersedia malah mengajukan harga yang tidak kepalang tanggung nominalnya sama dengan 4 x tiket bolak balik Jakarta Berlin….wah saya akan buat sendiri deh!!! belanja kayu diampelas dipotong-potong minta bantuan pak Min…lalu dicat putih…hmmm lama juga ya proses nya… eh tapi tadi sore saya dapat ide untuk membuatnya lebih simpel dengan besi yang kecil…lalu di las…hmmm panggil tukang las untuk di brief…hmm masalah belum selesai..masih perlu acrylic untuk lantainya..masih perlu miniatur orang-orangan dan juga tanaman… hmmm pikir lagi...(Budi
Pradono)
No comments:
Post a Comment