Wednesday, June 6, 2012

Kaap Skil, Maritime and Beachcombers’ Museum memenangkan Daylight Award 2012 karya rancang Mecanoo Architecten

Tahun 2012 ini sebuah yayasan The Living Daylights Foundation memberikan penghargaan Daylight Award pada proyek Kaap Skil Maritime and Beachombers’ Museum di pulau Texi karya rancang arsitek Mecanoo Architecten.

Proyek ini berhasil mengkombinasikan antara pencahayaan alami di siang hari (daylight) dengan pencahayaan buatan (artificial light), dengan berbagai cara. Façade kaca di sisi depan dengan bilah-bilah kayu mampu mengundang langit langit Belanda di sisi utara, bagi para pengunjung museum café.
Pada sisi dalam bangunan, bilah-bilah kayu ini memotong pola yang linier pada siang hari yang menciptakan atmosphere yang unik dari pencahayaan dan juga naungan.
 sumber: archdaily 





Tuesday, June 5, 2012

(Yongsan project 1) Archipelago 21 karya Daniel Libeskind (1)

Tulisan tentang Yongsan Project di Korea Selatan, project ini merupakan project ambisius yang fenomenal, yang mengumpulkan banyak tower dengan banyak arsitek di seluruh dunia. Project ini di investigasi lebih dalam di studio BPA oleh tim khusus yang membahas project mercusuar ini yaitu Budi Pradono, Eka, Desty, Harrys, Andre, dan Intan. Semoga tulisan bersambung ini dapat bermanfaat. Tulisan ini terbagi dalam beberapa tulisan yang saling berkaitan dengan kode Yongsan project. Pada akhir dari runtutan investigasi ini akan diulas seberapa peran ekonomi kawasan maupun efek yang lainnya di dunia demi kemajuan arsitektur ataukah sebaliknya? 


Daniel Libeskind Studio (DLS) salah satu firma terpilih yang berhasil memenangkan kompetisi terbatas pengembangan masterplan pada Yongsan project di Korea Selatan. Proposalnya tentang archipelago 21, kepulauan 21 menyisihkan beberapa kandidat lainnya.  Proposal ini merupakan sebuah CBD (central Business District) yang baru di kawasan Yongsan di Korea Selatan, Dreamhub  (Yongsan International Business District-YIBD), DLS berhasil menyisihkan lima arsitek lainnya yaitu Asymtote, Foster+partners, Jerde, dan Skidmore, Owing, Merill (SOM). 
Archipelago 21 merupakan sekumpulan kepulauan yang terdiri dari tower-tower yang saling berhubungan, merupakan sekumpulan megastruktur yang memiliki keterhubungan yang integral antara satu tower dan lainnya.
Archipelago 21 memberi usulan tentang hubungan seluruh unit proyek dream hub dalam satu pola, di mana setiap pulau tower akan mengikuti pola ini. Dream hub ini memiliki lokasi yang cukup baik bahkan boleh dikatakan sangat sempurna, yang dikelilingi pegunungan  Nam di timur laut, dan menghadap sungai Han di barat daya, membuatnya sangat baik secara Feng Shui. Garis besar desain dream hub ini adalah mengembangkan kota dan managemennya dengan konsep berkelanjutan, dengan orientasi bisnis yang menguntungkan, akses yang mudah dicapai, dan menciptakan konsep kota baru yang ekologis.
Archipelago 21 “kepulauan 21” menjadi gagasan libeskind tentang bagaimana ia menganalogikan tiap blok proyek tower yang mengisi Dreamhub layaknya seperti pulau - pulau.  Antara pulau satu dengan pulau yang lainnya dihubungkan oleh lautan. Libeskind manganalogikan lautan luas penghubung tersebut sebagai wujud taman public untuk area sosial, yang terdiri atas taman multi layer dengan berbagai fasilitas retail. Di dalam program yang terintegrasi ini, masing-masing struktur  dan ruang terbuka hijau akan tertata secara seimbang, antara tower sebagai landmark site, dengan struktur tower lainnya
project details
competition: 2009
completion: 2024
client: yongsan development co., ltd.
building area: over 3 million sqm of built area
credits: structural / MEP / transportation / sustainability
engineers: ARUP
landscape: martha schwartz partners
all images by studio AMD

studio daniel libeskind is working with yongsan development, co., inc. on this project.








Friday, April 20, 2012

Pameran (un)Made in China di Shanghai 20 April - 20 Juni, di ide@s gallery Shanghai






30 years of unprecedented growth have transformed China's built environment and given China a reputation as a land of opportunity for architects today. While much attention - and some criticism - has been focused on major completed works, little is known of those projects that disappear, fizzle out, or sit abandoned.

Tuesday, April 17, 2012

Indonesia Architecture Public Exhibition 2012, Den Haag Malieveld


Inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah sebuah pasar malam yang rutin diselenggarakan di Den Haag, Belanda menampilkan karya-karya kreatif arsitek Indonesia. Meskipun hanya menampilkan foto maupun images yang sangat terbatas dari ratusan karya ini setidaknya memberikan rasa bangga, dan gembira supaya industri kreatif kaya arisetk-arsitek Indonesia semakin dikenal di kancah dunia karena eksistensinya.

Pameran ini sebagai ujung tombak untuk menyuarakan kekinian, kemajemukan sekaligus kemandirian sebuah bangsa yang pernah terjajah. Bisa jadi banyak orang-orang barat yang tidak tahu Indonesia masa kini, dan tidak bisa membedakan mana Bali dan mana Indonesia. yang sudah terpatri di dalamnya hanyalah tari-tarian saja. Dalam beberapa tahun terakhir ini isu perlunya lembaga kebudayaan Indonesia di Luar Negri sudah teramat penting untuk di adakan keberadaan nya, setidaknya di setiap kedutaan Indonesia di seluruh dunia. Sehingga pengenalan terhadap kemajuan kebudayaan terus menerus dapat di dengungkan. 



Hal ini seperti visi untuk memajukan dan memudahkan misi-misi kebudayaan dalam kancah global. Sehingga di masa depan arsitek Indonesia semakin di kenal di dunia dan bahkan dapat mulai mendunia dengan mengerjakan proyek-proyek di luar negeri, kita harus bercermin dari Belanda yang memiliki pusat kebudayaan Belanda, dimana menyediakan tempat pameran maupun kursus bahasa Belanda, sebuah investasi demi pengenalan Belanda yang lebih baik.



Bagi seluruh arsitek yang karyanya sudah terpilih jangan lantas terlalu berbangga hati karena pameran seperti ini hanyalah sebuah awalan, sebuah permulaan yang harus dilanjutkan dikemudian hari, berkarya terus dan berpameran terus…karena beberapa event pameran juga merupakan sebuah batu loncatan untuk menguji dan menceritakan konsep-konsep kekinian dalam berkarya.



terlepas dari kritik yang kedengarannya cukup miring soal independensi jury, juga karena ternyata juri merangkap kurator memamerkan lebih banyak dari peserta lainnya tentunya harus dibaca lebih arif karena toh ini juga masalah kesempatan untuk berpameran, tentu saja banyak arsitek muda terutama dari daerah yang harus kecewa karena tidak terpilih…tetapi ini sebuah pelajaran berharga bagi semua pihak karena juri berpegang soal estetika yang subyektif di sisi lainnya memiliki keterbatasan waktu dan tenaga. Kita ucapkan terima kasih dan selamat pada Dana (Daliana) yang sudah bersusahpayah dari Rotterdam mengkoordinir kegiatan ini, juga pada Patrick Lim yang mengkoordinir dari Jakarta. Serta juga pak Endi Subijono dan Ahmad Djuhara para Juri yang sudah bekerja.


















Daftar Karya yang dipamerkan: 

  1. Professional
    1. ABODAY: Museum Nasional Indonesia
    2. AI-CTLA Studio: HUNTARA, Masjid Raya Sriwijaya
    3. Andra Matin: Lembang Permata, Potato Head, Taum Kamala
    4. Andrew Tirta: Hotel Andora, DK Residence
    5. Andri Ferik: kepaduri house, linear house
    6. Andy Rahman: Windcatcher House
    7. Angga Rosiawan+Mariska Pratimi: Mangrove belt as hybrid shore recovery
    8. ANTARA: SS Residence, Swiss Embassy Staff Residence, ES Residence, LS Residence, IPH Residence, Kopo Mosque
    9. Atelier riri: House surrounded by trees
    10. Atelier Una: Hotel Tusita, Hotel Oracle, Gereja Bangka
    11. Budi Pradono Architects [BPA]: Kencana House
    12. D-associates: rumah ampera, rumah cipayung, OHD museum, Showroom Ambiente
    13. Djuhara+djuhara: Rumah Widjanarko, Equator Jingga, Shining Stars School Bintaro, Rumah Tinggal Vivian Jati
    14. DOT-Workshop: Residence Bare Minimalist
    15. Dpavilion Architects: Pohon Inn, Habitat Sculptural Building, Contertainer (Container+Entertainment)
    16. Evtline Atelier: B House, INDOENERTECH Building
    17. Farid Indra Gunawan dan Dyah Ratna Tiaralaksmi: Jajan Denpasar
    18. Fransiska Prihadi: Rumah Edo dan Cika
    19. HAN AWAL & PARTNERS ARCHITECTS: Waerebo
    20. HADIVINCENT architects: Nanny's Pavillon-Barn, SOHO Park
    21. Hari Sunarko: Ijen Villa's
    22. HGT Architects: HOUSE 6, Little Gwen
    23. HMP architects: Erha Clinic Surabaya, Erha Clinic Pondok Indah
    24. I+A Architects: Cold Storage Facility & Office, Office & Gallery
    25. Julian Palapa + Bayu Rismabuana: P(R)AYHOUSE / Baitul A'laa Mosque
    26. KIND: Balairung UI, Senopati Penthouse, Masjid Sriwijaya and Islamic Center Masterplan, Menara IA ITB
    27. Kusuma Agustianto: Rumah Tinggal Bukit Gading Mediterania, Rumah Tinggal Kebon Sirih,
    28. Salim Abdullah, I-NAP Hotel
    29. LABO: Revitalisasi Museum Konperensi Asia Afrika Bandung
    30. MADcahyo: Green Belt Tower, Semi-finished House
    31. Mamostudio: Rumah Kayu Karet, Guest House, Indika Energy HQ, Menanti Reinkarnasi Bumi, Sekolah Maria Regina, Studi-o Cahaya, Tanah Teduh
    32. Michael Tambunan Architect Studio: Church Hypersurface - Perancangan Gedung GMIM Betlehem
    33. Modernspace: Bina Bangsa Campus, KJ House, pantai mutiara
    34. Mukoddas Syuhada dan Yu Sing: Tapak Bumi Village
    35. PARAMETR ARCHITECTURE: Balairung Ratenggaro University Of Indonesia, Circus Hotel And Waterpark , Hotel Palangka Raya, Hotel di Sanur
    36. Parisauli architect: Omah Dara
    37. PDW: Ahlibank Headquarter, Stadion di Taman BMW, Kantor Departemen Agama, All Seasons Hotel, Menara Indonesia
    38. PHL Architects: GMT Institute of Property Management, Hotel D'Praboe, Condotel Best Western Premiere Candi
    39. Pla+form collaborative: Museum Nasional, Mesjid Suramadu, Bundaran Summarecon Bekasi 1, Bundaran Summarecon Bekasi 2
    40. PSUD: Sayembara Koridor Solo
    41. PT. Arkonin: JGC Office Building, Integrated Faculty Club-University of Indonesia, Manufacturing Research Center FTUI
    42. PUTERA RAHMAT ISMAIL: Menara Suara Merdeka
    43. Ruang Dualapan: Penyusunan Model Kawasan Teluk Palu
    44. Satrio S. Herlambang: MERC Fakultas Kedokteran UI
    45. SHAU: House by the Danube, Energy Gateway
    46. Studio83: Royal Kamuela
    47. Studiodasar: Rumah Minimal
    48. TWS & Partners: INTERTWINE TOWER, ORGANIC HOUSE
    49. Urbane: Masjid Al-Irsyad, Senayan Aquatic Stadium, PII  (Persatuan Insinyur Indonesia) Head Office, Discovery World TMII
    50. Wahana Cipta Selaras: Urban In Harmony, Contemporarily Hidden
    51. Wastu Buana Adi Cipta (WASNADIPTA): LABORATORIUM DAUR ULANG SAMPAH UNIVERSITAS GADJAH, MASJID SURAMADU, GEDUNG PERPUSTAKAAN NASIONAL
    52. Wastu Cipta Parama: Asas House, BELLAGIO HOUSE, GIGA Hexagonal Office Building, Tree House
    53. WILLIS KUSUMA ARCHITECTS: GF House, Z House
    54. Yose ferdian Damury&Fedy Trinugroho: Agro Wisata, Gerbang Tol Cikunir, Rumah Yunus
    55. Yu Sing: studio akanoma, wika leadership center

  1. Mahasiswa
    1. Agustina: Transforming Shelter of Jalan Jaksa (UNTAR)
    2. Amanda Gracia: Crater for Arts, Extraterrestrial - A house for a cinema enthusiast (UPH)
    3. Amelia: Jakarta Independent Film Theatre (UPH)
    4. Daka Dahana: Sunda Kelapa Waterfront Citywalk (UI)
    5. Devina Andreas: Alghorithmic Skin Halte Transjakarta for Daylighting Issue (UPH)
    6. Erlangga Boenawan: Joy to The World Café  (UNPAR)
    7. Evelyn: Redevelop Gondangdia Station (UPH)
    8. Enriko Maradona Thamrin: New HQ Compound Euroasiatic Indonesia, Dorm+Architecture Workshop (UNPAR)
    9. Edgina Alvita Indri: playing & learning space for street children (UNTAR)
    10. Felicia Sartika: Art space for Bernini's Apollo and Daphne sculpture, Artist Hut (UPH)
    11. Gana Ganesha, Stephanus Theodorus Suhendra, Ignatius: Interaction Intersection : Siliwangi Pedestrian Bridge (UGM)
    12. Glenn Hajadi: Winter / Summer Office (Barcelona Institute of Architecture)
    13. Hizkia Firsto Giovanni: Dogleg House (ITS-Saxion)
    14. Hakim Iskandar: Tanah Abang Connector (UNTAR)
    15. Isabella Fitria Andjanie: Zoological Museum Park (UGM)
    16. Ike Puspa: Cross Over (UPH)
    17. Ignatius Christianto Purnawan: Halte Transjakarta (UPH)
    18. Ingrid Dharmawan: Mosaic House of Jakarta (UNTAR)
    19. Jonathan Sutanto: Night Wing Project (UNTAR)
    20. Juanita Christine: Night Watch & Apollo Daphne Art Space, Artist House (UPH)
    21. Jennifer Olga: Ciliwung Health Clinic (UPH)
    22. Jessica: SOHO and Business & Entertainment Facilities (UNTAR)
    23. Kevin Yugen Theda: Warung Waduk Melati (UNTAR)
    24. Melanie Sugiarti: Papan Nama Pemulung Pademangan 5 (UNTAR)
    25. Mikhael Johanes: Flex O (UI)
    26. Mezano Muhammad: Rendezvous Project (UI)
    27. Meidy: Portable Maternal & Children Medical Care (UNTAR)
    28. Noeh Rizal Tarigan, dkk: Revitalisasi Kawasan Jalan Merdeka (ITB)
    29. Padmana Grady Prabasmara: Revitalisasi Jalur mati Kereta Api Yogyakarta – Magelang (UGM)
    30. Ricky Goreta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Produk Pangan di Puspitek  (UNTAR)
    31. Ricko Pradiantoro: AL - FATTAH Mosque, Modern Tropical House (PPArs-ITS)
    32. Shirleen Alvita: Keller's House, Art Space (UPH)
    33. Salman Rimhaldi, Adhi Wibawa, Adam Angkawidja, Raden Ahmad Grenaldi: Borneo Forest Tower (UNPAR)
    34. Sylvia: Guerilla Building (UNTAR)
    35. Talisa Dwiyani: Interconnection Permaculture (UI)
    36. Tania Paramita: Rumah Suwardana Winata (UPH)

Tim seleksi:
Endy Subijono, IAI (Ketua Kehormatan IAI, Studio 83),Ahmad Djuhara, IAI (Ketua Kehormatan IAI Jakarta, djuhara+djuhara), Daliana Suryawinata (Ketua IAI-EU, SHAU), Patrick Lim (Partner Archicentrum, PHL Architects)



Sunday, April 8, 2012

Budi Pradono menghadiri pameran tunggal arsitek Alejandro Aravena di MA gallery Tokyo

 Pameran ini yang dikemas sangat runtut dan mengesankan berhasil menghantarkan seluruh pengunjung mengalami karya karya arsitekur dan instalasi dari seorang yang penuh empati dan kreatif arsitek kelahiran Chile, maerika laitin ini...Alejandro Aravena....kamu sangat menginspirasiku...